Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rare Beauty VS Rhode dan Influencer Package

4 Januari 2025   21:05 Diperbarui: 4 Januari 2025   21:05 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Influencer saat unboxing PR Package | Foto: Freepik

Sebagai seorang Kreator Konten, saya juga beberapa kali berkesempatan mendapat PR Packages atau influencer packages dari brand.

Beda-beda memang. Ada yang berupa hadiah dari brand tanpa perlu timbal balik dalam bentuk konten apapun. Hadiah saja. Hadiah tersebut biasanya diberikan sebagai pemanis, hiburan atau kelengkapan kebutuhan untuk sebuah event yang akan dilangsungkan oleh brand atau sekedar perayaan hari besar.

Namun ada juga yang memberikan PR Packages dengan timbal balik berupa tugas yang harus diselesaikan setelah menerima produk tersebut. Tugas yang dimaksud biasanya dalam bentuk konten review sesuai yang disepakati di awal, apakah dalam bentuk tulisan atau visual.

Di dalam salah satu komennya, influencer mengaku bahwa ia diizinkan oleh pihak Rhode untuk memilih produk.

Nah, jika benar seperti yang disampaikan si influencer, mestinya sih sudah jelas di awal, produk apa saja yang akan diterima dan berapa jumlahnya.

Cumaa, influencernya agak blunder nihh, kenapa malah ketawa ketiwi pas nerima paketnya? Apa ngga ada info jumlah produk sebelumnya?

Saya kurang tahu juga sih, ketentuan kerjasama antara brand dengan influencer di sana bagaimana? Apakah cap cip cup saja tanpa kesepakatan yang jelas tentang hak dan tanggungjawab kedua belah pihak sebelum kerjasama berlangsung?

Kalau ya, ya ngga heran jika si influencer sampai kebingungan begitu. Tapi kalau ternyata di awal sudah ada kesepakatan, keputusan membuat pembandingan paket influencer ini sangat tidak elok, tidak etis, tidak layak dilakukan, dan tidak baik untuk dicontoh oleh influencer lain.

Kalau diawal sudah ada pemberitahuan jenis dan jumlah produk yang akan diterima serta tugas yang harus diselesaikan, jika memang dirasa kurang sesuai, influencer punya hak penuh untuk membatalkan kerjasama atau melakukan negosiasi ulang.

Jangan menyetujui, tapi kemudian membuat produk yang diterima tersebut jadi bahan tertawaan.

Atau, menyetujui tanpa memahami apa yang disepakati atau lupa dengan apa yang disepakati. Ini jelas menunjukkan kurangnya profesionalisme dari influencer dalam menjalin kerjasama dengan brand.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun