"Mars" di Bumi dan rahasia umum di dalamnya
Di bagian Tenggara Amerika Selatan, terdapat sebuah negara berdaulat yang bernama Chili. Di sisi Utara negara ini, di dekat kotamadya Alto Hospicio, ada sebuah gurun yang sangat mati karena hanya mendapatkan curah hujan setiap 20-100 tahun sekali. Dan oleh NASA, tempat ini dianggap sebagai analogi sempuna planet Mars di Bumi. Namanya Gurun Atacama.
Kondisi Atacama yang kering ini kemudian dimanfaatkan oleh NASA untuk melakukan pengujian terhadap robot penjelajah secara rutin sejak tahun 1997. Yang terbaru, NASA bahkan telah menggunakan instrumen prototipe untuk mencoba mendeteksi kehidupan di sana.
Atacama gersang dan berbatu. Panjangnya 600 hingga 700 mil (1.000 hingga 1.100 Km) membentang dari Pasifik hingga Andes melintasi hamparan Ngarai dan puncak batu berwarna merah orange yang tandus.
Namun, di balik kontribusinya membantu NASA untuk mendeteksi kehidupan, dan di balik tampilannya yang sepintas begitu elok, serta menyajikan taburan bintang yang memukau di malam hari, "Mars" di Bumi ini ternyata menyimpan rahasia umum berupa dosa industri pakaian besar-besaran terhadap lingkungan.
Satu truk penuh pakaian bekas, dibuang atau dibakar setiap detiknya
Para designer fashion bergerak cepat menghasilkan model pakaian terkini dengan harga yang relatif murah. Dampaknya, dicatut dari website mckinsey.com pakaian ini hanya dipakai sebanyak 7 kali. Pada akhirnya 3 dari 5 pakaian model teraktual tersebut hanya akan berakhir di tempat pembuangan sampah.
Jenis pakaian ini disebut fast fashion, yaitu model bisnis yang meniru tren catwalk terkini dari desain fashion kelas atas. Tren fashion ini akan diproduksi secara massal dengan kualitas dan biaya lebih rendah serta memasarkannya dengan cepat saat permintaan berada di titik tertinggi. Umumnya, model ini akan berganti dalam waktu singkat.
Di Indonesia sendiri, kita baru saja melewati tren dress shimmer yang kini tak tampak satu pun penggunanya di jalanan. Kita harus berani mengakui, pada akhirnya, pakaian itu tidak akan terpakai lagi karena trennya yang sudah mati.