Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Trip ke Bukit Holbung, Menantang Mitos Cinta di Bukit ke Delapan Itu

10 Januari 2023   18:26 Diperbarui: 30 Januari 2023   13:21 1680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikmati juga sejuknya udara di perkebunan Teh Sidamanik | Foto: Efa Butar butar

Aku perlu waktu 4 tahun untuk bisa tiba di puncak Bukit Holbung.

Ya begitu memang. Berangkat sendiri tak kuasa, menanti-nanti seringnya tak jadi. Heheh.

Itu kenapa aku lebih suka dengan trip dadakan. Konon perjalanan yang tak direncanakan akan lebih berhasil dibandingkan yang direncanakan. Adaaa saja yang bikin gagal berangkat.

Tapi kali ini, terima kasih yang terdalam untuk adikku tersayang, yang tiba-tiba ngirim pesen WA jam 1 malam, cuma mau bilang "Kak, besok aja kita pigi, yok!"

Dan ya, benarkan? Yang dadakan itu malah yang jalan.

Nama Bukit Holbung sudah mulai banyak dibicarakan beberapa tahun terakhir. Kian ramai lagi setelah Holbung mulai dikunjungi traveller dan namanya malang melintang di berbagai media.

Tahun lalu, Bene Dion Rajagukguk berhasil menelanjangi keindahan yang ditawarkan Holbung lewat film garapannya, Ngeri-Ngeri Sedap. Dalam film tersebut, Bene mempertontonkan setiap sudut Holbung yang tak bercacat. Cantik sekali!

Sudah maklum kalau makin banyak pengunjung yang memasukkan tempat ini dalam salah satu destinasi impiannya.

Lalu, bagaimana cara menuju Holbung? Apa saja yang bisa kita nikmati di sana? Kira-kira, berapa sih biaya yang dibutuhkan untuk berlibur ke Bukit Holbung?

Rute menuju Holbung

Terletak di Desa Janji Martahan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Bukit Holbung yang jadi salah satu kebanggaan warga Samosir ini, bisa dicapai sekitar 4 jam dengan kendaraan roda dua dengan titik berangkat dari Timbangan, Simpang Dua.

Ada tiga "pintu" ke lokasi ini.

Via Parapat

Dari Parapat kamu bisa menikmati cantiknya hamparan Danau Toba bahkan dari kejauhan. Kalau mau menikmati lebih dalam dan lebih leluasa lagi, silahkan saja singgah sebentar di Panatapan.

Panatapan ini semacam tempat beristirahat bagi pengendara sebelum tiba persis di pintu masuk destinasi wisata top di Sumatera Utara ini, atau sekedar duduk-duduk memandang Danau Toba hingga di kejauhan sana.

Dari tempat persinggahan ini, kamu bisa melihat Danau Toba sejauh mata memandang sembari menikmati teh hangat atau sebungkus mie gelas.

Tapiii, berhubung jalanan di Parapat ini sekaligus jalan lintas Sumatera, cukup banyak kendaraan besar yang lalu lalang di sana.

Via Tigaras

Sisi kiri jalan via Tigaras | Foto: Efa Butar butar
Sisi kiri jalan via Tigaras | Foto: Efa Butar butar

Dari Tigaras menurutku cukup menyenangkan. Selain minimnya kendaraan besar yang lalu lalang, banyak destinasi lain juga yang bisa disinggahi kalau lewat jalur ini.

Kebun Teh Sidamanik misalnya. Huuuh, sejuknya bukan main! Lokasi ini termasuk salah satu yang diburu fotografer karena lansekapnya yang hijau ciamik. Baris-baris teh yang tersusun rapi juga turut menambah tampilan lebih menarik.

Nikmati juga sejuknya udara di perkebunan Teh Sidamanik | Foto: Efa Butar butar
Nikmati juga sejuknya udara di perkebunan Teh Sidamanik | Foto: Efa Butar butar

Sayang saja, segala gambar upin ipin dan berbagai karikatur luar dicantelin di sana. Padahal, dibiarkan begitu saja dirawat seperti biasa, pengunjung juga sudah berdatangan, kok.

Kamu juga bisa mampir ke Bukit Indah Simarjarunjung (BIS), tempat wisata hits di Desa Parik Sabungan, Kecamatan Dolok Pardamean.

Tempat ini dilengkapi dengan sejumlah spot selfie menarik seperti rumah pohon, gardu pandang, ayunan dengan latar belakang Danau Toba dan masih banyak spot menarik lainnya.

Oh, bukan cuma itu, jalanan di sepanjang Tigaras menuju pelabuhan, dipenuhi bukit hijau yang menjulang. Sepanjang perjalanan, rasanya tak putus syukur melintasi daerah ini. Betapa lama aku tersadar tinggal di daerah yang begitu syahdunya.

Cuma ya itu, kalau bisa jangan kebanyakan mampir. Khawatir tujuan utama malah terabaikan. 

Via Tele

Kalau yang satu ini, sungguh masih PR. Hahaha. Sebab aku belum pernah menyeberang ke Samosir sana dari Tele.

Sebetulnya, mau dari Tele, dari Parapat, baik dari Tigaras sekalipun, durasi perjalanannya tetap sama. Jalanannya juga sama bagusnya. Yang ngebedain lebih ke kenyamanan berkendara saja.

Jalanan Tigaras jauh lebih kosong dibandingkan dari arah Parapat, meski sempat terjebak sedikit macet karena pengendara yang ragu untuk maju sementara jalanan tak begitu lebar untuk dilalui dari dua arah.

Biaya ke Bukit Holbung

Kapal penyeberangan menuju Pelabuhan Simanindo | Foto: Efa Butar butar
Kapal penyeberangan menuju Pelabuhan Simanindo | Foto: Efa Butar butar

Bicara soal biaya juga ngga kalah pentingnya. Bagian ini sering jadi penentu jadi tidaknya seorang calon pengunjung datang ke suatu tempat.

Masih tetap dari titik berangkat, Timbangan, Simpang Dua.

Ya sekitar 6 Liter bahan bakar sepeda motor untuk perjalanan pulang pergi Bukit Holbung. Tambahannya, menyeberang dari Pelabuhan Tigaras sebesar Rp 15.000 per orang dan per motor.

Di Holbung, kamu bisa siapkan biaya Rp 5.000 sebagai tiket masuk per orang, Rp 5.000 biaya parkir motor dan Rp 10.000 biaya parkir kendaraan.

Destinasi satu ini terbilang trip murah meriah di sekitar Sumatera Utara, ya. Kecuali kamu datang dari luar kota yang butuh biaya pesawat dan lain-lain, ya, hitungannya memang akan berbeda.

Di Holbung, bisa apa?

Salah satu sudut Bukit Holbung yang memesona | Foto: Efa Butar butar
Salah satu sudut Bukit Holbung yang memesona | Foto: Efa Butar butar

Nah, ini dia yang paling banyak ditanyain orang-orang.

Jadi, ngapain aja lu di Holbung?

Holbung tahu bagaimana menyihir pengunjung agar jatuh cinta dan ingin kembali lagi ke tempat ini.

Dirinya sendiri berdiri megah membentuk sejumlah bukit yang manis sekali di pandang. Di sisi kirinya, ia memamerkan Danau Toba, sedang di sisi kanannya, ia memamerkan Bukit Barisan dan desa-desa yang hidup di bawahnya.

Padu padan birunya danau, hijaunya bukit dan padi yang memancarkan kuning keemasan jauh di bawah sana, kala padi para petani sudah waktunya untuk dipanen, jadi perpaduan warna elok yang memanjakan mata.

Betapa Tuhan baik sekali menganugerahi tempat ini di Samosir.

Pemandangan ini bisa dengan leluasa kamu nikmati dengan hanya berjalan sekitar 10 menit dari pintu masuk Bukit Holbung.

Meski ramai oleh pengunjung, ada saja bagian dari Holbung yang tenang dan jauh dari suara. Bagian itulah yang kemudian dipiih para pengunjung yang ingin camping di Holbung.

Kamu juga bisa berjalan melintasi beberapa bukit untuk mendapatkan ketenangan. Cukup duduk, diam, tarik nafas dalam-dalam, lalu rasakan betapa sebetulnya masalahmu sangat kecil dibanding yang kini sedang kamu nikmati. Tenang sekali.

Bila ingin ke Holbung, baiknya motoran atau naik mobil ya?

Pertanyaan ini beberapa kali kudapat dari sejumlah teman.

Sebetulnya sih seturut nyamanmu saja. Kalau ingin nyaman ngga kena terik dan polusi, silahkan saja pakai mobil.

Tapi kalau mau menikmati langsung hawa di sekitar kebun Teh Sidamanik sambil numpang lewat, ya better motoran. Selain sat set sat set ngga bikin macet, biayanya juga jauh lebih terjangkau karena motor bisa dibawa naik kapal biasa sedang bila ingin menyebrang dengan mobil, kudu nunggu kapal Ferry dulu biar kendaraanmu bisa masuk.

Cumaa, pastikan cuaca sedang baik-baiknya bila ingin jalan jauh ya. Jangan lupa gunakan peralatan keamanan agar tripmu makin nyaman.

Penting untuk dicatat, tepat di pintu masuk Holbung, saat ini jalanannya sedang dalam perbaikan. Hati-hati berkendara, ya!

Holbung dan mitos cinta di bukit ke delapan

Yang terakhir, konon, bagi siapa saja yang berhasil mendaki hingga ke puncak bukit ke delapan Holbung ini, maka perjalanan cintanya akan mulus.

Seperti namanya, bukit ke delapan, perjalanannya cukup membutuhkan energi.

Apakah aku ke sana?

Tentu tidak! Hahah. Biar nanti, kekasihku saja yang dibikin pusing menapaki puncaknya yang seperti tak ingin habis itu. 

Bagaimana dengan kamu? Mau coba?

Jaga Holbung bersama agar tetap memesona!

Udah foto cantik-cantik, baru ngeh hampir di setiap foto ada sampah yang nyempil. Hihi | Foto: Dokpri
Udah foto cantik-cantik, baru ngeh hampir di setiap foto ada sampah yang nyempil. Hihi | Foto: Dokpri

Setiap pengunjung yang datang akan sepakat betapa cantiknya Holbung. Di atas puncaknya, ada beberapa keluarga yang datang dan menikmati makanan bersama.

Agar ia tetap memesona, bisa yuk kita saling jaga. Rawat ia dari segala sampah, cukup kenangan pahitmu saja tinggalkan di sana dengan berteriak sepuas-puasnya. Bawa turun sampah plastik dan makananmu yang sudah habis itu, yaa.

Dear Holbung, sampai ketemu lagi dengan cerita perjalanan yang lebih manis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun