Aku berjalan beriringan bersama sejumlah anak sekolah yang kala itu bersamaan turun dari transportasi umum.
Tak berapa lama, mereka melangkah lebih dahulu dan meninggalkanku berjalan sendiri di belakang.
Beberapa sambil berlarian sebagian tertawa cekikikan entah apa yang dibicarakan. Seorang dari mereka berjalan terpisah. Langkahnya tenang tapi pasti.
Sesekali, ia membungkuk. Memungut sampah yang tergeletak sembarang di jalanan. Sampah yang sudah dilalui lebih dulu oleh para teman sebayanya itu, kemudian dipindahkannya ke tempat sampah yang tersedia di kiri jalan.
Sampai akhirnya, kami berpisah di persimpangan jalan.
Pemandangan ini membawaku pada sebuah cerita tahun 2010 silam. Kala seorang anak perempuan dari SMA Negeri 11 Bandung, berhasil menyabet gelar "Ratu Sampah".
Ini bukan sebuah cerita fiktif. Ini sebuah cerita yang sungguh terjadi dan masih berlanjut hingga kini. Berkah dari si Ratu Sampah masih terus  mengalir tanpa lelah.
Amilia Agustin Si Ratu Sampah Sekolah
Istilah Ratu selalu merujuk pada hal-hal yang berkaitan pada kebangwasanan. Biasanya pemilik gelar ini dideskripsikan anggun, manis, mewah, mahal, bersih dan berhati baik.
Selain bangsawan, gelar ratu juga kerap didapat dari ajang perlombaan yang menyangkut kegiatan khas kewanitaan.
Dilansir dari Wikipedia, ratu adalah gelar kebangsawanan di Indonesia dan dapat merujuk kepada dua hal, yaitu wanita yang memimpin kerajaan atau istri dari seorang raja.