Di Tiktok, banyak video prank lalu lalang. Kakak atau abangnya memutar suara kuntilanak lalu meninggalkan adiknya di ruangan tertutup kemudian mengunci pintu.
Mereka menikmati masa-masa adiknya ketakutan, menangis, dan meraung memaksa ingin keluar. Sialnya lagi, adegan itu direkam dalam video lalu tangisan adiknya dibuat jadi bahan lelucon di sosial media.
Sebaiknya hal-hal seperti ini sudah bisa dihentikan.
Bagaimana seharusnya?Â
Edukasi anak agar menonton film sesuai usiaÂ
Sebetulnya setiap kali menonton di bioskop, anjuran "Tontonlah film sesuai umur!" selalu ditampilkan sebelum film dimulai.
Sayangnya, masih banyak anak atau remaja yang turut menonton film yang bukan usianya. Padahal, anjuran itu pun disampaikan untuk kenyamanan bersama seluruh penonton dan kesehatan anak di bawah umur.
Sebagai orang dewasa, orangtua, tante, om, atau kerabat terdekat yang sudah dewasa, memang sebaiknya bisa mengedukasi anak-anak dan remaja dari rumah untuk menerapkan hal ini saat anak menonton film di bioskop di luar pengawasan orangtua.
Untuk film horor sendiri, sebaiknya beri izin anak menonton film horor ketika perkembangan kognitif atau daya nalarnya sudah berkembang lebih baik. Ini didapat ketika anak telah berusia 14 tahun ke atas.
Memberi ruang untuk berdiskusiÂ
Orangtua juga bisa memberi ruang untuk berdiskusi dengan anak remaja, film apa yang boleh dan tidak boleh ditonton.