Bicara soal 3 kelompok yang harus diselamatkan dan butuh perhatian dalam Presidensi G20 2022, agar lebih rinci, mari kita bahas satu per satu.
Difabel
Presidensi G20 2022, Indonesia membuktikan tidak ada satupun yang boleh tertinggal dalam program pemerintah, swasta dan seluruh sektor.Â
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, penting untuk memperhatikan sisi hulu yakni peningkatan akses keterampilan bagi penyandang disabilitas yang dapat disesuaikan dengan kemampuan serta supply dan demand.
Perempuan
Women 20 (W20) melalui KTT W20 dengan turut mewakili suara perempuan di ajang Presidensi G20 2022 dengan membawa tema "En Route to Gender Equality for Gender Welfare" berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan disparitas gender.
Para pemimpiin G20 menyepakati untuk mengurangi kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja sebesar 25% pada tahun 2025 pada KTT 2014 di Brisbane yang didukung dengan mendirikan W20 selama masa Presidensi Tukri pada tahun 2015.
Indonesia juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mendukung perempuan berinovasi dalam usaha termasuk dalam memanfaatkan digitalisasi UMKM dan G20 akan memprioritaskan sharing best practice dalam mendukung perempuan untuk mengakses tools yang mereka butuhkan sebagai pengusaha dan mengeksplorasi bagaimana merancang kerangka kerja yang terbaik untuk mendukung perempuan agar berhasil dalam usaha.
Upaya ini juga diapresiasi Menko Airlangga sebab telah menunjukkan tanda-tanda kemajuan dan kekuatan sebagai hasil dari pemberdayaan ekonomi perempuan.
Di Indonesia sendiri, 61% perempuan berkontribusi terhadap perekonomian dan sekitar 50% dari 60jt uMKM yang ada di Indonesia dimiliki perempuan.
Pemerintah juga terus mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan lewat alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan program Kartu Prakerja.