'Kenapa? Jengkel ya sama Uti?"
"Iya, kan Mawar udah bilang berkali-kali, Mawar dulu yang dimandiin, baru adik"
"Ya udah, kalau mau nangis, nangis dulu."
Tangisnya kemudian pecah. Tapi dia diberi waktu meluapkan emosi itu hingga benar-benar reda. Sampai akhirnya muncul solusi untuk menenangkan kedua belah pihak.
"Ngga mau, Tante! Yang salah kan Uti. Uti dong yang ke sini minta maaf, Mawar ngga mau ke sana." Begitu jawabnya saat diajak nyamperin Utinya untuk saling memaafkan.
"Iya, Uti kan lagi sibuk. Tugas Uti minta maaf ke Mawar, tugas Mawar harus memaafkan. Oke?!"
Aaaaaaa. Ini teduh sekali. Manis sekali rasanya melihatnya. Daaan, yang bikin lebih tenang lagi adalah, fakta bahwa Utinya Mawar mau diajak bekerja sama dan menerima cara asuh putrinya bukan malah memaksakan cara asuhnya yang dulu.
Saat kembali ngobrol dengan mamanya Mawar, aku menyampaikan betapa aku kagum terhadap cara menenangkan emosi yang kusaksikan tadi dan memuji Mamanya.
"Sebetulnya aku juga masih belajar, Na. Semua yang kulakukan ini aku lihat dari internet dan diterapin pelan-pelan sambil mencari ritme yang paling cocok antara aku, Mawar, papanya, Tantenya, Uti dan Akungnya."Â Â
Mereka memang menggunakan IndiHome sebagai jaringan internet di rumah. Saat ke sana, aku juga kerap kecipratan WiFinya untuk beresin kerjaan-kerjaanku yang kubawa sembari liburan.
Ya, kita memang akan merasakan sejumlah manfaat internet bila kita dapat menggunakannya dengan baik.