Ya! Karena semestinya anak sekecil itu masih dipenuhi cinta, ketulusan, kasih sayang, tanpa mengenal perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan.
Cinta inilah yang kemudian akan dibawa dan menjadi modalnya hingga dewasa untuk menjalani hari-hari yang lebih baik. Baik untuk dirinya sendiri, lingkungan, keluarga, dan penerimaan perbedaan dalam sebuah negara.
Dan tempat bertumbuhnya cinta ini pertama sekali adalah di keluarga.
Menjadi orang tua tak sekedar mencari nafkah saja
Aku selalu bilang ini pada diriku sendiri sebelum nanti betul-betul siap memasuki dunia pernikahan.
Sebuah keluarga tidak hanya berfokus pada indahnya pernikahan sehari, tidak juga hanya memahami bagaimana memenuhi kebutuhan fisik dan materi anak, tidak hanya kuat dalam urusan mencari nafkah, namun belajar pula untuk memahami bagaimana menjadi orangtua yang utuh dan memiliki kerjasama yang baik antar pasangan dalam memberikan yang terbaik untuk asupan gizi anak, untuk tumbuh kembang anak, untuk pemikiran, fisik, mental dan kesehatan anak hingga dewasa kelak.
Belajar dunia orangtua dengan internetnya Indonesia
Ini yang kumaksud dengan mempersiapkan diri menjadi orangtua yang baik.
Salah satu hal yang paling mendasar adalah menjaga cinta itu tetap ada di hati seorang anak. Selanjutnya adalah bagaimana agar anak tersebut memiliki emosi yang stabil, memahami cara yang tepat untuk menyampaikan rasa bahagia dan kecewanya, lalu hal-hal lain yang lebih kompleks lagi.
Masih tentang Mawar. Satu sore, Ia berteriak marah pada Utinya. Marah karena cemburu dimandikan setelah sang adik, padahal harapannya, ia ingin dimandikan terlebih dahulu lalu disusuk adiknya.
Temanku yang memang turut mendampingi Mbanya menemani hari-hari Mawar dan adiknya mengajaknya ngobrol. Sangat lembut.