Mungkin juga dia punya trauma tentang berbicang dengan seseorang yang tak dikenali? Bisa saja. Setidaknya, itu adalah pembelaan positif tentang perempuan tersebut.
Tentang Etika
Mengacu pada KBBI, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajibann moral (akhlak). Tidak ada ajaran khusus seperti mata pelajaran tentang ini. Seingat dulu ada PMP. Kurang tahu apakah mata pelajaran itu saat ini masih ada atau tidak.
Selain itu, peran keluarga adalah hal yang paling penting untuk memupuk etika dalam diri seseorang.
Keluarga berperan mengajari hal-hal baik yang tidak diajarkan di sekolah, membuat hal tersebut menjadi kebiasaan yang mengakar dan tidak bisa dilawan.
Salah satu ajaran Oppung boru yang hingga saat ini melekat dan terus kulakukan secara spontan adalah menunduk dan menghampirkan tangan lurus ke tengah badan saat harus melewati orang tua yang sedang berkumpul.
Mungkin ini yang disebut mengakar kali ya. Udah umur segini, saat orang-orang sudah melupakan hal tersebut, aku masih saja melakukannya. Ya itu tadi, ajaran baik yang terus dilatih sejak kecil dari keluarga.
Kembali kepada bapak yang merasa minder dan si perempuan yang tak mau bahkan untuk tersenyum.
Aku ngga tau apa yang salah dengan perempuan itu. Tapi aku melatih pikiranku untuk terus berpikiran positif tentangnya dengan beberapa alasan seperti yang kusebutkan di atas.
Tapi begini. Bukankah manusia itu makhluk sosial yang pasti akan membutuhkan orang lain?
Katakanlah suatu ketika (amit-amit nih yaa) terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada perempuan tersebut di depan security-security yang sering dia abaikan, atau tergelincir di toilet saat hanya ada aku dan dia. Yang bantu siapa? Ya orang-orang yang ngeliat kejadian kan ya?
Kalau bapak-bapak security orangnya dendaman, bisa aja tidak akan bertindak apa-apa dan pura-pura tidak melihat karena faktor tidak suka yang timbul karena sikapnya bukan?