Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

CLICK Kompasiana, Dari Bayaran Tulisan hingga Pulau Sarat Pembangunan

11 Agustus 2019   20:21 Diperbarui: 11 Agustus 2019   20:40 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan memasuki Pantai Maju | Foto: Efa Butar butar

Jika berbicara tentang akan menuju sebuah pulau, tentu yang hadir dalam benak adalah menyeberang dari sebuah pantai dengan menggunakan perahu. Mungkin pemikiran ini yang sudah tertanam sejak pengumuman acara ditayangkan.

Namun harapan itu pupus sudah. Tidak ada pantai di sana, tidak ada bayang-bayang berenang di tepi pantai apalagi bermain air yang berwarna biru. 

Eitsss, tetap ada perahu kok. Tapi bukan bertujuan untuk mengangkut wisatawan ke sebuah lokasi wisata. Aku hanya kebetulan melihatnya lewat tepat di bawah jembatan memasuki wilayah Pantai/Pulau Maju.

Perahu di Pantai Maju | Foto: Efa Butar butar
Perahu di Pantai Maju | Foto: Efa Butar butar
Tempat itu lebih ke sebuah kota baru. Sebelum memasukinya, kami disambut jembatan dengan hiasan sederhana namun mewah. Di belakangnya, berjejer bangunan-bangunan menjulang tinggi. Ada kehidupan namun lengang. Dari kejauhan polusi mendominasi, meski demikian, penghuni tetap ada yang jogging di sana. 

Bangunan mewah namun lengang | Foto: Efa Butar butar
Bangunan mewah namun lengang | Foto: Efa Butar butar
Di tempat ini pulalah, aku dapat melihat dimana-mana pembangunan dan iklan tawaran perumahan dengan harga yang fantastis. Yang jelas, bukan ditujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Bangunan-bangunan mewah, bahkan jalanannya dibuat sedemikian rupa, petugas keamanan, food court yang cukup besar, ucapan-ucapan selamat bagi toko-toko yang baru saja beroperasi. 

Tempat ini adalah salah satu tempat yang sedang banyak diperbicangkan terutama masyarakat Jakarta, salah satu pulau di Pulau Reklamasi. 

Lalu kenapa jadi disebut pantai? Menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, padanan kata yang tepat dan pas untuk reklamasi adalah pantai. Sebab, dari kacamata Anies, pulau adalah daratan yang terbentuk dari proses alami, bukan buatan manusia.

"Kalau daratan yang dibuat manusia itu namanya pantai, bukan pulau," kata Anies, dikutip media lokal (CNN/24-6-2019). 

Jadi ya, acara CLICK Kompasiana ini telah mengantarkan ku pada seorang Sastrawan sekaligus menjawab pertanyaan tentang sebuah tempat yang sedang ramai diperbincangkan, antara Pantai atau Pulau. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun