Namun, di luar dari ketiga karya di atas, saya takjub dan turut melebur ketika berada di dalam infinity Mirrored Room, turut bahagia di dalam ruangan The Obliteration Room lalu meninggalkan jejak di sana berupa dots yang dibagikan panitia kepada seluruh pengunjung untuk ikut serta menutupi ruangan tersebut dan "memusnahkannya" sebagaimana tujuan awal Yayoi Kusama menghadirkan The Obliteration Room -- Menghilangkannya tanpa bekas sama sekali.
Dari hadirnya seluruh karya tersebut, ada sebuah kisah yang cukup mengharukan yang menurut saya wajib untuk diapresiasi dan diketahui oleh seluruh pengunjung agar dapat berperan serta menjaga dan merawat seluruh isi museum.
Tahun 1940, seni menjadi tempat pelarian Yayoi Kusama akibat tekanan yang dihadapinya di rumah juga di negara asalnya, Jepang. Pilihan ini juga dilakukan sebagai cara untuk mengatasi gejala halusinasi yang terus menerus ia alami sejak kecil.
Ketika ia masih kecil, Yayoi Kusama mulai melihat dunia melalui sebuah layar penuh berisi polkadot mungil yang menyelubungi apapun yang ia lihat -- dinding, langit-langit, bahkan seluruh tubuhnya.
Yayoi Kusama bercerita tentang seluruh tekanan yang dialaminya melalui seni dan bukanlah langkah yang mudah yang dilakukannya agar karya tersebut bisa kita nikmati. Itu mengapa, setiap pengunjung yang memasuki museum MACAN, diwajibkan berkontribusi untuk menjaga seluruh karya dengan langkah-langkah sederhana:
- Selalu menyimpan tiket
- Memasuki area pameran sesuai waku yang tertera pada tiket
- Dilarang membawa kamera DSLR, SLR, Poraid dan tidak diperkenankan untuk menggunakan lampu kilat
- Memotret hanya diperkenankan dengan kamera ponsel
- Tidak diperkenankan membawa alat bantu kamera seperti tripod, monopod dan tongkat swafoto
- Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam pameran
- Dilarang membawa binatang peliharaan ke lantai museum
- Seluruh barang bawaan diperiksa di pintu masuk
- Barang yang berukuran 24x24x15 cm harus disimpan di penitipan barang
- Tidak diperkenankan menyentuh karya seni
- Berbicara lembut, ponsel dalam mode senyap, dan tidak diperkenankan melakukan percakapan telepon di dalam area pameran
- Berjalan denga tenang
- Dilarang berlari dan memakai sepatu roda di dalam museum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H