Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Dear Blogger, Thank You"

16 Maret 2018   16:52 Diperbarui: 16 Maret 2018   17:11 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Blogger itu baik hati dan suka berbagi.

Terkadang, ada banyak hal yang secara tiba-tiba dan tidak pernah terpikirkan untuk terjadi dalam hidup muncul tanpa permisi dan tanpa aba-aba. Lebih mirip suatu kejutan.

Beberapa kejutan itu sangat manis sampai bingung mau ungkapin, beberapa sangat menyakitkan sampai bingung juga mau ungkapin.

Ketika kejadian-kejadian ini datang, ya reaksi penerima tentu berbeda-beda pula. Semestinya, alurnya adalah: senang -- bahagia -- lalu berlutut mengucap syukur. Pun saat sedih, sedih -- menangis -- dan berlutut mengucap syukur. Mengucap syukur telah diberi kesempatan untuk menghadapi sesuatu yang orang lain belum tentu mampu untuk melewatinya. Yaa, walaupun memang realisasinya sulit untuk dilakukan. Biasanya kan lebih ke mencak-mencak nyalahin Tuhan kenapa harus begini kenapa harus begitu. Iya kannnnn?

Sesuatu yang datang secara tiba-tiba juga datang pada saya Februari lalu. Puji Tuhan, kejutan yang datang kali ini adalah kejutan suka cita. Urusan pekerjaan, yang sama sekali tidak pernah terpikirkan untuk saya hadapi. Tidak pernah terlintas meski sebatas imajinasi.

Memiliki latar belakang pendidikan sebagai seorang Teknologi Pertanian, adalah hal yang wajar jika saya beranggapan bahwa ada beberapa BUMN yang tidak akan pernah bisa saya sentuh meskipun saya sangat sangat ingin berada di sana (kecuali Bapak saya yang punya perusahaan tersebut -- dan ini mustahil karena Bapak saya hanya seorang petani padi di satu desa kecil di Sumatera Utara sana). Jikapun bisa, ya itu tadi, saya lebih memilih menyebutnya sebagai suatu keajaiban -- meski terdengar sedikit Hiperbola.

Berbekal pengalaman kerja, saya dipanggil oleh salah satu perusahaan BUMN terkemuka di Indonesia yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Teknologi Pertanian. Percayalah, sampai tulisan ini diterbitkan, saya juga masih belum percaya dengan apa yang telah saya hadapi sejak Februari lalu. Saya dipanggil untuk mengikuti proses seleksi penerimaan tenaga kerja yang mereka butuhkan. (Ini pula alasan mengapa beberapa bulan terakhir saya vakum menulis di K. Maaf jika info ini dianggap engga penting. Hahahaha.)

Saya bukan mau bercerita tentang step by step yang saya lalui dalam proses recruitment tersebut, dari hati yang paling dalam (maaf Hiperbola lagi), saya mau ucapin terima kasih banyak kepada blogger-blogger yang telah membukakan mata saya atas persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum menghadapi test mengingat ini adalah kali pertama saya mengikuti test di BUMN.

Dari sekian banyak list test yang harus kami hadapi, ada satu test yang disebut dengan Focus Group Discussion (FGD). Seumur-umur, ini pertama kali saya mendengar istilah tersebut. Hhahahahahaha. "Ya ampunnn... Hidup gue ini kemana aja!"

Namanya pertama kali ya, ya udah buta. Saya benar-benar tidak tahu apa itu FGD, apa yang harus saya lakukan dan bagaimana saya harus menghadapinya. Hahahha. Saya hanya tanyakan tentang FGD ini pada salah satu teman yang pernah tinggal bersama saya dulu dan pernah pula mengalaminya -- makasih Ka Christin I love you.

Beruntungnya untuk saat ini, tidak ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab selama itu tidak terkait dengan hati. Mulailah saya Googling. Harap-harap cemas untuk mengetahui apa yang akan saya hadapi ini.

Dengan memasukkan keywords FGD diserta dengan nama perusahaan yang memberikan undangan tersebut, serta merta hati mulai tenang.

Mulai dari pengertian FGD itu sendiri, sampai ke beberapa pengalaman Blogger yang semuanya dituangkan dalam tulisan. Ya Tuhan... terima kasih lhoo kalian sudah berbagi pengalaman.Sangat membantu.

Memang saya belum mengetahui apa yang akan saya hadapi saat test nanti, namun sharing pengalaman dari teman-teman Blogger sangat membantu untuk memberikan gambaran apa yang harus dan tidak harus saya lakukan saat pelaksaan FGD nanti.

Ada banyak tulisan bersama dengan opini mereka masing-masing. Dari satu artikel ke artikel lainnya. Loncat sana loncat sini. Ya itung-itung saling berbagi. Temen-temen blogger memberikan saya informasi, saya memberikan mereka tambahan viewers. Hehhehehe.

And you know what? Its work!Tulisan-tulisan itu sangat membantu saya mulai dari hal yang paling sederhana (misalnya, kuantitas feses yang perlu dibawa saat MCU) hingga yang paling berat versi saya (seperti, bahwa ternyata untuk FGD itu upayakan untuk tidak membuka jalannya diskusi -- meskipun ini saya langgar karena tidak ada kandidat yang mau memulai jalannya diskusi. Masa mau diam terus sampai waktu habis? Wkwkwkkw)

Memang, tidak ada yang mengetahui nasib seseorang. Namun, bisa saja mungkin saya tidak lolos dalam tahap itu jika datang tanpa persiapan. Persis seperti berperang tanpa pedang. Berpasrah diri menunggu kekalahan dan itu adalah kekonyolan yang haqiqi -- meminjam istilah dari kids jaman now.

Secara tidak langsung, Blogger memiliki kontribusi yang besar atas kelolosan itu. Persiapan demi persiapan dari tiap test saya dapatkan dari pengalaman blogger yang dengan baik hati mau berbagi melalui tulisannya yang tak akan pernah mati. Tanpa meminta imbalan, tanpa mengharap balasan.

Blogger itu luar biasa memang! *Hug&kiss

Dear Blogger, Thank you

Saya terjun ke dunia blog sejak tahun 2003, bersama Kompasiana tentu saja.

Dulu, kadang, saya minder dijuluki sebagai seorang Blogger. Ga tau kenapa juga. Coba tanya sekarang, jawabnya pake kepala tegak gitu, cepet pula "Blogger" *Kasihemotpakekacamata.

Apa ya? Dulu, Blogger itu seperti sebuah pekerjaan "yang tidak jelas" walaupun sebenarnya sangat jelas. Saya hanya perlu berbagi pengalaman atau informasi-informasi lain yang saya khatam lalu membiarkan tulisan-tulisan tersebut melanglang buana menemukan jodohnya, pembacanya. Sudah.

Jika saya menjadi jodoh tulisan Blogger-blogger lain, saya yakin hal yang sama juga terjadi pada tulisan saya.

Pernah suatu waktu, ada DM yang masuk ke pesan Instagram saya yang isinya "Mba, makasih tulisannya. Saya merasa langkah saya untuk resign dari kantor sudah tepat berkat tulisan Mba" sembari mengirimkan saya link tulisan ini.

Banyak hal yang bisa didapat orang lain dari tulisan seorang Blogger. Mulai dari ide yang kreatif, masukan dari sebuah pengalaman, solusi dari masalah yang sedang dihadapi, bahkan dukungan moril bagi mereka yang sedang merasa down.

Ada yang paling berharga dari sebuah pengalaman? Jelas tidak!

Jika jawabanmu adalah waktu, bukankah Blogger tersebut telah lebih dahulu memberikan waktunya untuk menjalani pengalaman tersebut? Memberikan waktunya untuk menuliskan pengalamannya, lalu dibagikan secara Cuma-Cuma agar kelak pembacanya tak lagi melakukan kesalahan bodoh yang pernah dilakukannya. Atau agar kelak pembacanya tau harus melakukan apa jika sewaktu-waktu dihadapkan pada sesuatu yang pernah dialamainya sebelumnya.

Aku tidak tahu apa yang harus kuhadapi saat diberi sederetan test yang sudah berhasil kulalui jika tanpa Blogger-blogger ini. Untuk itu, meski nasib saya masih dipertanyakan di perusahaan tersebut, (curhat. Hahahaha) I just wanna say thank you so much untuk teman-teman Blogger telah memberikan dukungan pada saya melalui tulisan-tulisan kalian yang inspiratif.

Saya tidak mengenal kalian yang telah menuliskan pengalaman tersebut. Dan sejatinya, itulah hebatnya tulisan. Memberikan dukungan meski dari kejauhan dan tanpa proses perkenalan. Mereka hanya datang pada tiap insan yang menyediakan waktunya untuk membaca dan mencari tahu apa yang harus dilakukan berdasarkan pengalaman orang lain.

Dan untuk itu, apapun hasil yang akan keluar kelak, saya akan melakukan hal yang sama sebagaimana yang telah saya dapatkan dari tulisan-tulisan teman-teman. Saya harap, setiap orang yang dianugerahi potensi berbicara melalui tulisan melakukan hal yang sama seperti yang teman-teman lakukan. Berbagi yang positif menghilangkan yang negative.

Dear Blogger, terima kasih. Aku cinta!

Salam

Efa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun