Jika saat kuliah dulu Mamak selalu bertanya di akhir tahun "Kau sudah beli baju Natal? Baju tahun barumu udah ada? Sepatumu kek mana?" dan sebaris pertanyaan lain yang kalau dilist tak akan cukup satu halaman. Kini, dengan semua nasihat darinya, dengan semua pemberiannya yang sederhana namun luar biasa, perlahan di awal Desember setiap tahunnya saya mulai bisa membahagiakan hatinya, meski hanya seujung jari.
"Mak, besok ajak Bapak ke Pajak Horas. Cari baju Natal berdua ya. Barusan udah aku transfer." Hehehehe.Â
Surat untuk Mamak:
Halo Mamakku yang hebat, mungkin Mamak tidak akan pernah membaca surat ini karena Mamak engga pernah mau belajar pake android. Tapi untunglah, kalau Mamak kenal Facebook, nanti jadi aku yang nutup akun. Hehehe.
Terima kasih ya Mak e untuk telah berdiri di garda terdepan melindungi kami bertiga ketika orang lain memandang rendah pada kami. Terima kasih telah menyisihkan waktu tidur Mamak di pertengahan malam dan tersedu membawa nama kami bertiga dalam tiap lipatan tangan mamak.
Terima kasih untuk terus yakin bahwa kami bisa lebih dari apa yang kami bayangkan. Terima kasih untuk terus percaya pada kemampuan kami ketika kami mulai tak percaya pada diri sendiri.
Terima kasih untuk selalu menjadi juri ketika dulu kami bertiga mulai berperang meyakini bahwa pendapatnya masing-masinglah yang benar. Aku rindu suasana itu, Mak. Terima kasih untuk tidak pernah mundur meski membesarkan kami harus berjauhan dengan Bapak.
Mak, Mamakku Sayang. Panjang umur, sehat selalu, Mak. Bahagia selalu, Mak. Tuhan selalu menyertai Mamak.
With Love.
Borumu
Efa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H