4. Bapak Asep IrmanÂ
Seusai santap siang, aura muda pemagang , masih di ruang Teuku Umar kembali terpancar. Kali ini Bapak Asep Irman.
Masih sama dengan peserta yang lain, Beliau berhasil membuat empat tulisan selama magang. 1 tulisan opini, 1 esai foto serta 2 tulisan features.
Berdasarkan pengalamannya selama magang, satu hal yang dibagikannya mengenai ilmu baru ini kepada Kompasianer adalah bahwa di Kompasiana, pemagang diajarkan untuk menyampaikan pesan lewat video. Sederhana kedengarannya, tapi sangat berarti. Karena selama ini bagi saya sebuah video itu bertujuan untuk dokumentasi semata, sekedar untuk membantu mengingatkan memori ketika menontonnya kembali walau sebenarnya di dalamnya sudah tersirat banyak pesan namun tidak pernah begitu saya pikirkan.
Sama halnya dengan dua Bapak pemagang yang telah lebih dahulu presentasi, Pak Asep juga menyampaikan hal yang sama, yaitu ada atau tidaknya pemadaman, menurutnya alangkah lebih baik jika publik juga diberitahu mengenai informasi aktual tentang kualitas dan pelayanan PLN, serta penyampaian alasan di balik padamnya listrik.
Ketika ditanya oleh Pak Made tentang keberlanjutan ilmu ini dan bagaimana realisasinya diunit tempat Beliau bertugas, dengan mantap Pak Asep menjawab akan melakukan sharing dengan staff dan humas di area, serta memilih teman yang muda untuk terjun langsung ke dunia kepenulisan.
Salah satu tulisan Beliau yang berjudul Cici Lim, Kartini Pelepas Dahaga Warga Kompas Grup di Kantin Palmerah mendapat apresiasi dari Mas Isjet. Menurutnya, tidak semua orang bisa menuliskan artikel mengenai kesederhanaan di sekelilingnya. Walau sudah sering bertatap muka, Mas Isjet sendiri mengaku bahwa baru mengetahui nama tersebut setelah membaca artikel yang dituliskan oleh Pak Asep.
5. Bapak Suargina
Peserta terakhir di ruang Teuku Umar. Pak Suargina yang mengaku 2 tahun lagi akan pensiun. Pemagang paling gokil, lucu dan jujur. Tanpa malu-malu beliau menyampaikan bagaimana gapteknya dirinya mengenai sosial media. Menurutnya satu hal yang baru saja disadarinya setelah magang adalah walau sudah tua ternyata saya memiliki potensi tersembunyi dalam diri saya sendiri, yaitu menulis, ujarnya bangga.
Ketika dituntut untuk membuat video dan tugas lainnya, Beliau menyadari bahwa hp yang ada padanya saat magang dimulai tidak memiliki aplikasi untuk melakukan hal tersebut. Malam hari, tanpa pikir dua kali, beliau langsung membeli smartphone baru yang lebih memungkinkan Beliau untuk melakukan semua tugas yang diembankan serta mampu mengikuti perkembangan jaman.