Di balik kepercayaan diri Beliau saat presentasi, sayangnya ada beberapa kritikan membangun yang disampaikan oleh Bapak Imade yaitu tampilan PPT yang terlalu sederhana sehingga dianggap kurang menarik untuk dilihat karena bagaimanapun slide yang disajikan memiliki andil yang sangat besar untuk menarik minat peserta dalam mendengarkan dan menikmati jalannya presentasi.
2. Bapak Bayu Asiwendi
Peserta kedua di ruang Teuku Umar. Bapak Bayu Asiwendi. Tersirat antusiasme yang tinggi di wajah Beliau ketika memasuki ruangan pun hingga presentasi berlangsung. Di slide pertama ada satu tulisan semacam janji yang cukup menarik perhatian “Suer !! Saya Akan Menulis”Betul saja, ini bisa dilihat dari jumlah tulisan beliau yang lebih banyak dibanding 4 peserta lainnya hingga tulisan ini dimuat. Satu tulisan terakhir diposting satu hari setelah acara penjurian check point usai tepatnya tanggal 26 April 2016. Sementara jika dibandingkan dengan pemagang lainnya dari ruang Teuku Umar, jumlah total tulisan belum ada yang bertambah.
Masih dengan antusiasme nya yang tinggi, dalam materinya, Beliau menyampaikan beberapa ide yang dianggap dapat mengatasi masalah utama PLN “Listrik padam ingat PLN, listrik nyala lupa PLN” pertanyaan yang sama yang dilontarkan oleh Mas Isjet kepada kelima peserta.
Adapun ide yang dianggap dapat menjadi solusi sekaligus jawaban dari pertanyaan Mas Isjet adalah “Change Agent Comunication”. Untuk merealisasikan ide tersebut, pemagang yang berasal dari unit KalSel dan KalTeng ini berencana untuk membuat boot camp,membuat aplikasi PLN mobile (sudah dibuat sejak Maret lalu dan siap launching di bulan Mei 2016), serta mengadakan awarding untuk tulisan yang pantas diapresiasi setiap enam bulan sekali. Berbeda dengan Ibu Rosmalina, bagi Pak Bayu alasan di balik padamnya listrik perlu disampaikan kepada masyarakat.
Walau mengaku blog adalah hal baru baginya, tapi dua dari total 5 tulisan yang sudah dilahirkannya masuk dalam Headline Kompasiana. Salah satu tulisan yang menarik bagi saya sendiri adalah tulisan berjudul “Masa Bodoh dengan Headline”. Sebuah pemilihan judul yang menggoda pembaca untuk mengulik apa kira-kira yang diulas dalam judul tersebut. Memegang pesan yang disampaikan oleh Mas Hilman, tulisan yang masuk headline adalah bonus. Hal yang paling penting dari sebuah tulisan adalah manfaat yang disebarkan kepada seluruh pembaca.
Lagi-lagi saya mendapatkan kiat jitu untuk menulis berdasarkan kelemahan Pak Bayu disesi kedua ini. Salah satu yang menjadi kelemahannya saat menulis adalah perfectionist dalam menulisdan menurut juri dari Kompasiana, mind maping merupakan salah satu cara untuk mengatasinya
Berbeda dengan Pak Imade, beliau menyambut baik antusias Pak Bayu saat presentasi. Namun Beliau menghimbau kepada seluruh pemagang untuk tidak memukul balik PLN dengan ilmu baru yang dimiliki. Artinya, pemagang diharapkan tidak memukul balik dan tidak ikut menuliskan opini negatif mengenai perusahaan karena bagaimanapun, perusahaan sudah kenyang dengan komentar pedas dari para pelanggan. Pemagang diharapkan mampu menjaga kualitas tulisan dengan bahasa yang baik dan cerdas.
3. Bapak Mustafrizal