"ah gak usah belajar deh. Rumah gue deket kok sama sekolah favorit, ntar pakai nilai rata-rata 3 juga bakalan diterima" atau
"Alah ngapain belajar, rumah gue jauh banget sama sekolah favorit. Meski nilai gue bagus juga gak bakalan diterima. Udah capek pikiran, buang-buang uang buat les pula"
Nah ini ni yang harus dipikirkan oleh pemerintah, karena mereka sudah bisa memprediksi lulus enggaknya masuk sekolah favorit akhirnya mereka jadi males belajar. Jarak rumah dengan sekolah menjadi senjata utama mereka untuk tidak berangkat ke sekolah.
Karena nilai rendah bisa mendapatkan sekolah Negeri yang dekat dengan rumah, akhirnya banyak yang menyepelekan adanya ujian nasional
Ujian nasional buat apa sih ?
Pernyataan semacam itu sudah sering dilontarkan oleh peserta didik. Karena tau ujian nasional nilai nya tidak dipakai ketika mendaftarkan sekolah, ditambah nilai tersebut tidak dipergunakan dalam menentukan kelulusan akhirnya mereka menyepelekan ujian nasional. Ada atau tidaknya ujian tidak berpengaruh terhadap pendidikan mereka. Miris kan ??
Masyarakat tidak siap menanggalkan predikat sekolah Favorit
Sekolah favorit adalah sekolah yang selalu mendapatkan peringkat baik di Daerahnya. tentu saja menjadi salah satu peserta didik disana merupakan impian bagi setiap anak. biasanya anak yang sekolah di Sekolah favorit mendapat predikat sebagai anak yang pandai.Â
Berbagai macam cara dilakukan agar dapat sekolah disana. nah sistem zonasi ini membuat sekolah-sekolah tersebut mau tidak mau menerima siswa dengan nilai UN rendah.Â
Jika hal ini terjadi secara berulang, maka predikat sekolah favorit tentu saja akan luntur. hal ini lah yang menyebabkan banyak peserta didik mengeluhkan sistem zonasi, karena mereka yang merasa punya nilai baik harus rela tidak masuk ke sekolah favorit
Tidak semua sekolah memiliki sarana, prasarana, serta fasilitas pendidikan yang memadai
Meski input sekolah sudah disamaratakan, tapi pemerintah lupa bahwa tidak semua sekolah memiliki sarana, prasarana, dan fasilitas sekolah. Jangankan laboratorium, lapangan sepak bola atau bola voli pun masih banyak yang belum punya.Â
Jadi meski input peserta didiknya baik, jika fasiltas pendidikan kurang ya sama saja bohong. Peserta didik tidak bisa mengembangkan bakat dan kemampuannya secara maksimal.
Beredarnya surat keterangan domisli palsu
Sistem zonasi juga disertai dengan kecurangan yang dilakukan oleh masyarakat. demi bisa mendapatkan sekolah yang mereka inginkan, mereka menghalalkan segala cara yaitu dengan membuat surat keterangan domisli palsu. mendekati masa PPDB, permintaan terhadap surat ini semakin membludak.Â