Mohon tunggu...
Een Irawan Putra
Een Irawan Putra Mohon Tunggu... Editor - "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" (Al-Anbiya' 107)

Bersuaralah untuk kelestarian alam dan keselamatan lingkungan. Cintai sungai dan air bersih. Indonesia butuh perhatian dan aksi nyata!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sosok Doni Monardo (4): Cor Saluran Limbah

29 Juli 2021   10:23 Diperbarui: 30 Juli 2021   10:23 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri LHK dan Menteri PUPR mengunjungi Situ Cisanti, Hulu DAS Citarum. Dok. Kodam III/Siliwangi

"Izin jenderal, kita tutup saja saluran pembuangan limbahnya. Satgas tetap mengacu kepada Perpres, untuk menyelamatkan ekosistem Citarum. Limbah yang mereka buang sudah sangat jelas masih mencemari Citarum" katanya.

"Saya dukung cara ini. Bila perlu gerakan seluruh komponen masyarakat untuk menduduki dan mengawasi pabrik-pabrik tersebut" kata Doni.

Anak Sungai Citarum yang tercemar berat karena masih banyak pabrik tekstil yang membuang limbahnya ke sungai. Foto: Donny Iqbal
Anak Sungai Citarum yang tercemar berat karena masih banyak pabrik tekstil yang membuang limbahnya ke sungai. Foto: Donny Iqbal

"Saya dukung cara ini. Bila perlu gerakan seluruh komponen masyarakat untuk menduduki dan mengawasi pabrik-pabrik tersebut"

Kembali dari Jakarta, besoknya para Dansektor membawa truk molen ke pabrik-pabrik tekstil yang telah terbukti membuang limbahnya ke Citarum. Tentu saja truk itu dikawal langsung oleh para prajurit TNI. 

Adonan semen beton yang dibawa oleh mobil tersebut ditumpahkan ke saluran-saluran pembuangan limbah. Para pemilik pabrik kaget, marah dan ada yang menggunakan cara lama yaitu menggerakan preman-premannya untuk melawan.

Dalam sebuah rapat koordinasi selanjutnya setelah puluhan saluran pembuangan limbah pabrik dicor saya menyampaikan "Kalian yang dari TNI saja tetap diserang oleh para preman. Apalagi kami yang dari sipil. Inilah yang selalu kami hadapi selama ini. Teror dan intimidasi jika ingin menyuarakan sebuah kebenaran". Bersambung


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun