Esensi dari haji adalah untuk meneladani Nabi Ibrahim AS, yang tidak takut kehilangan materi, jabatan, dan juga takut miskin, tapi bagaimana menjadi manusia yang merdeka
Ucapan Pak Kiyai ini terus membekas dan merasuk ke dalam hati penulis. Setelah itu, beberapa tahun ke depan, kami sering bertemu di berbagai kota di Tanah Air kala ia melakukan kunjungan kerja bagi pengembangan Pondok Pesantren Gontor di berbagai provinsi.
Kami pernah bertemu di Aceh, Riau dan mendatangi Pondok Pesantren Gontor. Kala Menteri Agama dijabat Muhammad Maftuh Basyuni, KH Abdullah Syukri Zarkasyi menjabat sebagai wakil amirul haj.
Setelah itu, posisi penulis layaknya seperti seorang santri. Sebab, kala penulis beberapa kali sebagai petugas media center haji, pak kiyai selalu memantau perkembangan jemaah haji dari Indonesia. Ia pun melalui telepon di tanah air memberi bimbingan kepada penulis.
Penulis pun pernah melaporkan prihal tayangan film profil Pondok Pesantren Gontor di salah satu stasion televisi Arab Saudi. Lengkap, mulai kegiatan ibadah, ekstra kulikuler seperti ilmu bela diri hingga tampilan santri yang tidak pernah lepas mengenakan sarung.
Sebelum Pak Kiyai jatuh sakit, kami sempat bertemu di Pondok Pesantren Gontor. Ada yang menarik dalam kunjungan ke lembaga pendidikan ini kala itu.
Kala itu, penulis bersama Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri mengunjungi beberapa pondok pesantren di Jawa Timur. Kebetulan kami berada di Kabupaten Ponorogo. Kepada bapak menteri, penulis katakan, harus mampir ke Pondok Pesantren Gontor.
"Kalau tak ke sana, kita kualat," kata penulis kepada pak menteri ketika itu.
Spontan, Pak Salim Segaf tanpa berfikir panjang mendatangi pondok pesantren itu. Nah, sebelum tiba di pondok itu, penulis lebih awal tiba bersama beberapa teman. Di situ, kami diterima KH Abdullah Syukri Zarkasyi.
Ketika itu pula, rasa rindu penulis terasa terobati. Kami berkeliling pondok dengan mobilnya. Lagu-lagu lawas ikut disetelkan untuk menghibur penulis sehingga terasa riang kala itu. Suasana penuh tawa.