Jika di zaman modern ini pemerintah sibuk membangun infrastruktur untuk kesejahteraan rakyatnya, maka di era itu Rasulullah Saw membangun pasar sebagai sumber kekuatan ekonomi. Rasulullah sadar bahwa orang Yahudi sangat berperan dan lihai dalam bidang ini. Sayangnya, mereka sering melanggar etika berbisnin. Nah, karenanya, pembangunan masjid pun digiatkan dengan fungsi selain sebagai tempat ibadah juga fungsi lain seperti kegiatan sosial, ekonomi dan keamanan.
Peringatan 1 Muharam sejatinya tak hanya membawa pesan hijrah, perpindahan fisik seseorang dari satu tempat (kota) ke tempat lain. Lebih dari itu, yaitu perubahan dari upaya menghindari diri dari keburukan (di kota Mekkah) ke Madinah untuk memperbaiki ahlak manusia.
Secara fisik, hijrah yang dilakukan Nabi Saw sungguh berat. Selain harus berupaya membebaskan diri dari tekanan warga Mekkah yang hendak membunuhnya, juga membawa umat untuk berubah  ke kehidupan yang jauh lebih baik.
Syukurlah, pada Rabu malam (19/8) kemarin, bersama warga dari lingkungan kediaman penulis, dengan penuh keikhlasan, dilakukan pembacaan doa akhir dan awal tahun 1442 H. Doa dipimpin Ustaz H. Badrun dan berlangsung khidmat.
Momentum pembacaan doa tersebut bertepatan dengan peringatan 40 hari dari wafatnya rekan, sahabat, tetangga penulis. Yaitu Abang Jamalludin bin H. Kinan sekaligus haul setahun wafatnya H. Chaidir Buki bin H Buchari, Hj. Syofni binti Buyung. Acara tersebut didahului pembacaan surat Yasin dan tahlil.
Meski pembacaan doa tersebut di sebagian umat Muslim masih disikapi dan disambut "sepi", sejatinya doa sangat penting lantaran memiliki kekuatan paling dahsyat. Â Â
Mengapa?
Ya, lantaran manusia tidak melulu kebutuhan jasmaninya saja harus terpenuhi, tapi juga rohani. Kedua kebutuhan tersebut penting dipenuhi secara seimbang. Salah satu kebutuhan rohani bagi manusia adalah berupa doa. Sebab, manusia punya keterbatasan.
Tahun Baru Islam 2020 sayogianya juga harus dimaknai sebagai tonggak menghapus luka yang dialami bangsa ini akibat perbedaan. Perbedaan adalah sunatullah. Dan, bertepata dengan HUT RI k-75, kita juga sepatutnya merenungkan kerukunan yang dibangun dan dicontohkan Rasulullah Saw.
Di kota Madinah, berbagai kelompok (berbeda dan bermusuhan) diikat dengan perjanjian yang dikenal Piagam Madinah. Lantas, mengapa sampai hari ini masih ada pihak mengobarkan permusuhan di tengah anak negeri sibuk berbenah dan memotong mata rantai penyebaran pandemi  Covid-19.