Bagi yang tidak mengerti Bahasa Jawa, menikmati musik yang dibawakan Didi Kempot tetap terasa nikmat. Apa pasalnya, karena Didi sangat memahami bahwa musik adalah bahasa universal hingga ke berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang etnis dapat menikmatinya.
Tema patah hati dalam lagu-lagunya justru mendongkrak popularitasnya. Terlebih lagi etnis Jawa itu tak hanya di Pulau Jawa, tetapi seantaro nusantara dan di berbagai negara.
Sungguh tepat jika berbagai laman menyebut bahwa Didi Kempot lagu-lagunya banyak diminati oleh kalangan muda dari berbagai daerah. Mereka menuyebut sebagai Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam "Sobat Ambyar" dan mendaulat Didi Kempot sebagai "Godfather of Broken Heart" dengan panggilan Lord Didi.
Wah, keren banget tuh julukannya. Disebut-sebut bahwa julukan itu berawal dari lagu-lagunya yang hampir semuanya menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati.
Meski sukses di bidang musik yang digelutinya, Didi Kempot tampil sederhana. Jauh dari sikap sombong. Karenanya, ia disukai berbagai kalangan
Ia pun memperlakukan para penggemarnya sebagai sahabat. Â Kala tampil di atas panggung, Didi tak ragu mengajak teman atau penggemar naik untuk bernyanyi bersama. Dalam berbagai kesempatan ia selalu menyampaikan motivasi kepada rekan-rekannya untuk tetap bersemangat berkarya.
Kini bapak Patah Hati Nasional telah membuat kita, semua, benar-benar patah hati. Sebab, Didi Kempot telah meninggalkan kita.
Selamat jalan sahabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H