Ki Komang sudah membuat pengumuman. Isinya, dilarang interupsi imam. Ini sebagai upaya jaga-jaga, atau antisipasi, dari para cucunya yang cerewet dan kerap melancarkan protes ketika ia menjadi imam shalat di kediamannya.
Pengumuman berupa lembaran kertas ukuran A4 sudah ditempel di ruang tengah, tempat berkumpul anggota keluarga dan kadang diubah sebagai tempat pengajian dan shalat berjamaah.
Kala wabah virus Corona atau Covid-19 dan diberlakukannya pembatasan sosial bersekala besar (PSBB), Ki Komang sudah membuat rencana, tiga bocah yang juga cucunya diharapkan dapat bermukim di kediamannya. Tujuannya tak lain, supaya mereka dapat ikut kegaitan pesantren kilat. Pengajarnya, ya Ki Komang sendiri.
Tahun lalu para cucu Ki Komang memang selama Ramadan tinggal bersamanya. Mereka senang. Sebab, kesan yang ditangkap Ki Komang, anak dan mantu tak sabar menghadapi cucunya. Makanya, para cucu itu betah bersamanya.
Wuih, Ki Komang sepertinya sudah berharap cucu dapat hadir di kediamannya. Padahal Ramadan masih sepekan ke depan. Atau ia tengah rindu dengan para cucunya. Hehehe.....
Makanya, urusan yang dapat menghambat rencananya jauh hari sudah dipikirkan dan dipersiapkan dengan matang. Pekerjaan bisa menghasilkan yang tebaik karena direncanakan dengan baik. Itu pelajaran ilmu manajemen yang ia ingat baik-baik. Termasuk persiapan urusan interupsi sudah difikirkan ketika ia nanti memimpin shalat bagi para cucunya.
Pengalaman tahun lalu, sang cucu yang bernama Abdul Komar, selalu melancarkan protes meski shalat tarawih tengah berlangsung. Komar tiba-tiba mengagetkan Ki Komang yang tengah menjadi imam lantaran membaca surat Al Fatiha terlalu cepat.
“Terlalu cepat, Eyang!” kenang Ki Komang.
Pada lain kesempatan, protes serupa juga disampaikan Eyang Uti, isteri Ki Komar. Disebutnya, kala Ki Komang menjadi imam, badannya terasa terpontal-pontal ikut shalat tarawih berjamaah di rumah. Jumlah rakaatnya juga banyak, sampai 21 rakaat.
Dua anak dan seorang mantu Ki Komar yang mendengar protes Eyang Uti hanya bisa tersenyum. Mereka maklum. Sebab, kejadian seperti itu tak hanya terjadi pada diri Ki Komang tetapi juga pada beberapa imam masjid pada saat shalat tarawih.
Tahun 2020 ini sejumlah masjid tak menyelenggarakan shalat tarawih, termasuk buka bersama (bukber) sejalan dengan kebijakan PSBB di berbagai daerah. Terkait dengan itu, Ki Komang sadar, untuk terawih pada Ramadhan nanti diharapkan dapat dilaksanakan bersama anggota keluarga.