Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Arogansi Embah Kuncung

15 April 2020   15:08 Diperbarui: 15 April 2020   15:03 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Embah Kuncung juga gemar bermain wayang. Foto | Dokpri

Itu pernjelasan pertanyaan pertama. Penjelasan lebih luas, bisa dicari di Embah Google. Nah, mendengar sebutan itu, Embah Kuncung lagi-lagi salah tingkah.

“Rupaya pak ustaz ini orang gaul juga, ya?” tanyanya dengan suara perlahan yang ditangkap orang sebelah.

Pertanyaan kedua. Soal malaikat bertanya kepada orang yang sudah di kubur. Ini, menurut sang ustaz, jawabannya tentu sangat sederhana. Sebab, ini pertanyaan menguji sejauhmana pemahaman saya tentang alam kubur.

Gini saja. Jika ingin tahu alam kubur di sana ada malaikat bertanya kepada si mayit, bisa dibuktikan dengan cara Embah Kuncung saat ini juga mengenakan kain kafan. Lalu, saya berdoa. Pasti akan berbeda rasa kehidupan di dunia dan alam kubur.

“Jika Embah Kuncung belum juga puas dengan jawaban ini. Mari saya antar ke pemakaman. Embah bisa masuk ke kuburan,” ujarnya yang disambut tawa hadirin.

“Saya janji, kisaran satu jam setelah embah di dalam kubur, tanah akan saya gali. Embah, di sini, bisa bercerita tentang kehidupan yang baru dialami,” sambung pak ustaz.

Mendapat tantangan seperti itu, Embah Kuncung merenung. Terima atau tidak tantangan itu.

“Saya tunggu. Jangan panjang merenung,” pinta pak ustaz penjelasannya dengan disusul permohonan agar Embah Kuncung mengenakan maskernya.

“Kalau tak kenakan masker, Embah Kuncung yang sudah bau tanah makin didekatkan dengan ke alam kubur,” tambah sang ustaz.

Lalu, si Embah Kuncung berdiri. Matanya melotot ke arah sang ustaz. Anggota mejelis yang hadir hanya tertawa menyaksikan tingkah si embah yang makin berlebihan.

Salam berbagi

Maaf, jika ada kesamaan penyebutan nama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun