Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Balada Tukang Sampah dan Pemulung di Tengah Wabah Covid-19

9 April 2020   17:10 Diperbarui: 11 April 2020   04:56 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mang Udin meninggalkan kediaman penulis setelah menerima bantuan. Foto | Dokpri

Ketika penulis jumpai di kediamannya, ia sangat terkejut. Kata-kata yang keluar dari mulutnya terdengar serak-serak basah bercampur haru. Mengalir air matanya. Ia terharu dan merasa terhormat didatangi penulis.

Dulu, kala masih sehat, orang tua yang sakit-sakitan ini memang rajin ke masjid. Kadang saat Subuh tiba, ia lebih awal datang dan melantunkan adzan.

Berbeda dengan cerita yang diutarakan Kartini, isteri pemulung. Ia datang ke kediaman penulis diantar tetangganya yang berprofesi sebagai tukang pengambil sampah di lingkungan pemukiman.

Bantuan yang diberikan isteri penulisi sangat membantu. Bu Kartini bercerita bahwa minggu depan akan menjalani operasi lanjutan, operasi batu ginjal.

Ibu Aisyah, tukang cuci pakaian keliling, juga mendapat bantuan. Foto | Dokpri
Ibu Aisyah, tukang cuci pakaian keliling, juga mendapat bantuan. Foto | Dokpri

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ibu beranak tiga ini sangat mengandalkan belas kasihan para warga setempat. Apa lagi dengan kondisi sekarang. Pemutusan hubungan kerja alias PHK banyak terjadi di berbagai perusahaan.

"Ya, gitulah bu," sambil menyambut gembira bingkisan yang disampaikan.

**

Mulai tukang sampah, pemulung, petugas kebersihan yang bekerja di kelurahan hingga orang lanjut usia menyambut gembira adanya bantuan berupa sembako.

Seiring pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB),  sayogianya warga kurang mampu mendapat prioritas untuk mendapat bantuan.

Di tengah badai ancaman virus Corona, warga miskin juga cemas akan hari-hari depannya yang terancam tak bisa makan. Tak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya lantaran kehilangan pekerjaan dan berbagai hal lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun