Sebelum menjalani malam pertama, pengantin harus terbuka kepada sesama pasangannya. Berbicara di atas kasur, saling membuka isi dapur. Jika ia seorang kaya, tak salah jika menceritakan hal itu kepada suaminya. Demikian sebaliknya. Miskin. Harus terbuka apa adanya. Ini dimaksudkan agar pasangan itu dalam mengarungi kehidupan kedepan dapat saling menjaga apa yang dimiliki suami dan demikian sebaliknya.
Demikian juga latar-belakang dari kehidupan mereka. Buka seluas-luasnya. Hanya dengan cara itu, maka kedepan akan bisa saling mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ingat, manusia sesuper apa pun dapat dipastikan memiliki kelemahan.
Harus diindahkan, jalani hidup dengan kesederhanaan. Hindari ria atau sombong, seperti pamer harta.
Sighat taklik nikah disampaikan di hadapan orang banyak. Sementara kursus pranika disampaikan dengan harapan mendapat sertifikat. Tapi, jika pasangan saling membuka "isi dapur" kehidupannya, bisa jadi pertengkaran dalam menjalani kehidupan rumah tangga dapat dihindari.
Jalani hidup dengan rasa syukur dan ikhlas. Dengan cara itu pula "madu" perkawinan dapat dilestarikan sepanjang jalan kehidupan hingga hari tua. "Bulan madu" memang harus diaktualisasikan secara berkelanjutan.
Salam berbagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H