Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelisik Ular dalam Perspektif Islam

21 Desember 2019   21:35 Diperbarui: 24 Desember 2019   10:30 1924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ular kobra. foto | Kompas.com

Ular tidak masuk dalam golongan hewan yang Allah haramkan membunuhnya kepada orang yang sedang berihram. Kita sadar dan paham bahwa ketika seseorang tengah mengenakan ihram, yang bersangkutan dikenakan larangan. Termasuk membunuh binatang buruan.

Namun dalam konteks ini yang dimaksud dalam hal ini adalah binatang yang boleh dimakan. Gagak, elang, kalajengking, tikus, anjing buas, dan ular tidak termasuk di dalamnya.

Ada hal menarik ketika para Sahabat Nabi Muhammad SAW sedang mendengarkan surah al-Mursalat. Pada esensinya, pesan Nabi mengingatkan bahwa di dalam hati manusia masih banyak niat jahat. Nabi melarang membunuh ular yang hidup di dalam rumah. Namun menganjurkan membunuh ular yang berekor buntung dengan dua lajur putih memanjang di punggungnya.

Aku mendengar bahwa Rasulullah melarang kami membunuh ular yang ada di dalam rumah, kecuali ular yang berekor pendek (atau yang putus ekornya) dan mempunyai dua garis lurus berwarna putih di punggungnya. Ular yang seperti ini mampu membutakan mata manusia dan membunuh janin di dalam kandungan ibu hamil. (Riwayat Muslim dan Ahmad dari Abu Lubabah al Ansari).

Ular, dalam perspektif Alquran, digambarkan sebagai makhluk yang akan muncul pada Hari Kebangkitan. Mereka yang lalai dalam berzakat akan diikuti terus dan dipatuk oleh ular belang dengan dua taring mengerikan.

**

Sungguh menarik jika kita membuka lembaran sejarah hubungan manusia dan ular. Dalam berbagai literatur atau kitab suci, ular dianggap sebagai musuh manusia. Betulkah?

Dalam kisah Mahabhrata, Krisne kecil sebagai penjelmaan Dewa Wishnu mengalahkan ular berkepala lima yang dikenal jahat. Dan, di beberapa negara, ular dipuja dan ditinggikan hingga kini. Dalam mitologi Hindu di India, ular memperoleh kedudukan tinggi, hingga tidak ada yang berani membunuh ular kobra secara sengaja.

Beberapa sekte Hindu memuja dan mengkreasikan dewa ular. Sekte Manasa di India, misalnya, mempunyai Dewa Ular bernama Manasa. Hingga kini masih mudah menjumpai perempuan di India menuangkan susu di lubang ular.

Ular dipuja di negara Afrika. Di Mesir, hubungan antara ular dan manusia telah berjalan cukup lama. Lihat, mahkota Firaun juga selalu dihiasi patung ular kobra. Bangsa Sumeria pun sama saja, mereka memiliki dewa ular bernama Ningtzzida.

Suku-suku asli di Benua Amerika pun punya hubungan erat dengan ular. Kebudayaan Astec dan budaya di kawasan Meso-Amerca. Di Eropa kuno pun demikian, terutama Yunani dan Romawi. Dalam mitologi Yunani, ular diasosiasikan dengan mahluk antagonis yang berbahaya dan mematikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun