Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar "Gertak Sambal" dari Politikus Surya Paloh

23 Oktober 2019   11:49 Diperbarui: 23 Oktober 2019   12:15 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin berfoto dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru diperkenalkan di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

Ketika masih sekolah, pernakah anda digertak oleh rekan sekelas hanya karena tidak mengajak makan bersama ketika jajan di pinggir jalan. Atau, ketika itu, anda digertak lantaran rekan sekelas marah tidak dipinjami bola untuk dibawa pulang ke rumah.

"Awas lu, kalau pulang lewat depan rumah gue?" katanya dengan nada marah dan mengancam.

Karena kediaman si bocah yang mengancam itu setiap pulang sekolah dilewati rekannya, maka sejak itu, hari-hari berikutnya dua rekan -- baik yang kikir maupun menggertak -- memperbaiki hubungan persahabatannya. Dan, perkelahian pun dapat dihindari.

Lantas bagaimana dengan seseorang yang mengeluarkan pernyataan  "gertak sambal"?

Surya Paloh ketika berada di Gedung Parlemen. Foto | Kompas.com
Surya Paloh ketika berada di Gedung Parlemen. Foto | Kompas.com
Makna gertak itu sendiri adalah ancaman yang disampaikan dengan suara keras untuk menakut-nakuti pihak lawan. KBBI menyebut gertak/ger*tak/ n suara keras (entakan kaki, ancaman, dan sebagainya) untuk menakut-nakuti: jangan takut, itu hanya --;

Kata gertak kemudian diikuti sambal. Sambal berarti pedas. Jadi, makna gertak sambal dimaksudkan ancaman disertai kata-kata pedas. sambal /sam*bal /n adalah makanan penyedap yang dibuat dari cabai, garam, dan sebagainya yang ditumbuk, dihaluskan, dan sebagainya, biasanya dimakan bersama nasi.

Apakah gertakan tersebut direalisasikan?  Bisa iya dan tidak.  Tergantung pihak yang mengutarakan gertak sambal dan pihak yang menerima gertakan.

Gertak (sambal) seorang bocah yang disampaikan kepada rekannya lantaran tidak dipinjami bola, seperti pada kalimat di atas, bisa saja berujung pada perkelahian jika memang kedua bocah yang satu kelas di sekolanya itu saling berpegang pada sikapnya masing-masing.

Yang satu kikir dan bocah yang lain merasa diri lebih "jago" berkelahi. Tapi, hal itu tidak terjadi karena adanya pengertian dari kedua bocah tersebut.

Gertak sambal erat kaitannya dengan Psywar (Psychological Warfare) . Antara psywar (perang urat syarat) dan gertak sambal lebih banyak memiliki kesamaan daripada perbedaannya.  Realitasnya, gertak sambal lebih banyak digunakan dalam pergaulan sehari-hari.

Sedangkan psywar lebih banyak digunakan kalangan orang berpendidikan. Tujuannya sama, mempengaruhi orang lain atau lawan agar mengubah pendiriannya. Lalu, pihak lawan mengikuti dari permintaan yang disampaikan dengan nada ancaman.

Perang urat syaraf biasanya dilakukan dalam bentuk serangan propaganda. Hal itu merupakan salah satu strategi yang sering digunakan dalam peperangan, termasuk dalam dunia politik.

**

Kita harus berterima kasih dengan politikus Surya Paloh. Ketua Umum Partai Nasdem itu dalam pentas perpolitikan -- menjelang penetapan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju -- telah memainkan perannya sebagai orang yang mengeluarkan gertak sambal kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Masih kuat ingatan kita bahwa Partai Nasdem adalah pendukung Joko Widodo sejak Pilpres 2014. Lalu, menjadi anggota koalisi kerja pada Pilpres 2019 untuk memenangkan Jokowi. Lantas, partai itu membuat kejutan dengan melempar sinyal bersiap menjadi oposisi.

Pernyataan itu disampaikan sehari sebelum pengumuman menteri-menteri yang akan duduk di kabinet Indonesia Maju. Hal itu erat kaitannya dengan  jatah menteri dari Partai Nasdem.

 "Terus terang saja, yang paling lucu ini Nasdem. Enggak dikasih tahu (dapat kursi menteri apa), belum, belum ada sampai hari ini," kata Paloh, dikutip dari Kompas.com (20/10/2019).

Pernyataan itu lantas mengingatkan banyak orang akan ucapan Surya Paloh pada Juli 2019. Saat itu ia mengatakan bahwa partainya membuka peluang untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Calon Presiden di tahun 2024 mendatang.  

Setelah itu menguat dugaan hubungan Surya Paloh dengan Megawati "retak". Dugaan itu ditandai Megawati tak menyalaminya pada pelantikan pimpinan DPR, Selasa (1/10/2019). Terakhir, Surya Paloh merasa tak diajak bicara dalam urusan penetapan menteri-menteri di kabinet.

Sinyal Partai Nasdem meninggalkan partai koalisi pendukung Joko Widodo menguat dengan disusul pernyataan:  "Kalau tidak ada yang oposisi, Nasdem saja yang jadi oposisi," kata Paloh, dikutip dari Kompas.com (21/10/2019).

Para analis politik lalu mengeluarkan penyataan bahwa Paloh mengkhawatirkan jika semua partai menjadi koalisi pemerintah, sistem check and balance akan hilang. Namun di sisi lain, ada pesan beraroma gertak sambal. Paloh akan mengambil keputusan menjadi partai oposisi dengan catatan apabila kadernya tak ditempatkan atau disertakan dalam kabinet.

Apakah gertak sambal dari Ketua Umum Partai Nasdem itu berhasil?

Bisa disebut berhasil karena kadernya ditempatkan sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Johnny G. Plate), Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya).

Tetapi bisa juga disebut gertak sambal yang gagal. Pernyataan Paloh bisa disebut sebagai retorika politik belaka. Cenderung basa-basi dan ingin menarik perhatian publik.

Mengapa?

Sebab, Jokowi jauh hari sebelum pelantikan sudah menyiapkan siapa saja yang akan menjadi menteri-menterinya dalam Kabinet Indonesia Maju. Data lengkap calon menteri sudah lengkap. Hanya saja pemanggilannya ke istana dilakukan secara mendadak.

Mulai dari rencana dan penunjukan orang-orang yang akan menjadi menteri -- baik dari kalangan partai dan profesional -- dilakukan dengan baik.

Tak mungkin menjelang pemanggilan calon menteri ke Istana Negara terlebih dahulu dilakukan koordinasi antara Jokowi dan pimpinan partai.  

Tapi, lepas dari gagal tidaknya psywar atau pun gertak sambal yang dimainkan Surya Paloh, kini kita makin paham bahwa tidak selamanya gertak sambal itu diakhiri dengan konflik. Toh akhirnya Surya Paloh bisa tersenyum menyaksikan kadernya menjadi menteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun