Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar "Gertak Sambal" dari Politikus Surya Paloh

23 Oktober 2019   11:49 Diperbarui: 23 Oktober 2019   12:15 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin berfoto dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru diperkenalkan di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

Perang urat syaraf biasanya dilakukan dalam bentuk serangan propaganda. Hal itu merupakan salah satu strategi yang sering digunakan dalam peperangan, termasuk dalam dunia politik.

**

Kita harus berterima kasih dengan politikus Surya Paloh. Ketua Umum Partai Nasdem itu dalam pentas perpolitikan -- menjelang penetapan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju -- telah memainkan perannya sebagai orang yang mengeluarkan gertak sambal kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Masih kuat ingatan kita bahwa Partai Nasdem adalah pendukung Joko Widodo sejak Pilpres 2014. Lalu, menjadi anggota koalisi kerja pada Pilpres 2019 untuk memenangkan Jokowi. Lantas, partai itu membuat kejutan dengan melempar sinyal bersiap menjadi oposisi.

Pernyataan itu disampaikan sehari sebelum pengumuman menteri-menteri yang akan duduk di kabinet Indonesia Maju. Hal itu erat kaitannya dengan  jatah menteri dari Partai Nasdem.

 "Terus terang saja, yang paling lucu ini Nasdem. Enggak dikasih tahu (dapat kursi menteri apa), belum, belum ada sampai hari ini," kata Paloh, dikutip dari Kompas.com (20/10/2019).

Pernyataan itu lantas mengingatkan banyak orang akan ucapan Surya Paloh pada Juli 2019. Saat itu ia mengatakan bahwa partainya membuka peluang untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Calon Presiden di tahun 2024 mendatang.  

Setelah itu menguat dugaan hubungan Surya Paloh dengan Megawati "retak". Dugaan itu ditandai Megawati tak menyalaminya pada pelantikan pimpinan DPR, Selasa (1/10/2019). Terakhir, Surya Paloh merasa tak diajak bicara dalam urusan penetapan menteri-menteri di kabinet.

Sinyal Partai Nasdem meninggalkan partai koalisi pendukung Joko Widodo menguat dengan disusul pernyataan:  "Kalau tidak ada yang oposisi, Nasdem saja yang jadi oposisi," kata Paloh, dikutip dari Kompas.com (21/10/2019).

Para analis politik lalu mengeluarkan penyataan bahwa Paloh mengkhawatirkan jika semua partai menjadi koalisi pemerintah, sistem check and balance akan hilang. Namun di sisi lain, ada pesan beraroma gertak sambal. Paloh akan mengambil keputusan menjadi partai oposisi dengan catatan apabila kadernya tak ditempatkan atau disertakan dalam kabinet.

Apakah gertak sambal dari Ketua Umum Partai Nasdem itu berhasil?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun