Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Malu dan Doa untuk Wiranto

13 Oktober 2019   07:47 Diperbarui: 13 Oktober 2019   08:19 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wiranto tengah menjalani perawatan. Foto | Kompastv

Di sisi lain, kita pun meyakini bahwa doa orang yang terzalimi dikabul Allah. Karena itu, sangat memalukan sekali, kala orang terzalimi seperti Pak Wiranto disebut-sebut peristiwa yang menimpa dirinya adalah sebagai perbuatan settingan.

"Tiga macam doa yang akan dikabulkan yang tidak ada keraguan padanya adalah doa orang yang terzalimi, doa musafir (orang yang sedang berpergian), dan doa (keburukan) dari bapak kepada anaknya." (H.R. At-Tirmidzi).

Nah, jika kita sudah melihat realitas yang ada, maka memelihara rasa malu mengeluarkan perkataan cemoohan, ejekan dan keji sudah sepatutnya dihentikan. Bertobatlah dengan cara meninggalkan perbuatan dosa diiringi niat memperbaiki diri dan tak mengulangi lagi.

Jika dosa itu berkaitan dengan hak manusia, mencaci maki orang yang tengah menderita sakit, maka diwajibkan meminta maaf kepadanya. Ini memang tidak mudah karena diperlukan tindakan nyata. Tetapi jika itu tak dilakukan sama halnya ia mengejek Tuhannya.

Masihkah para pelaku nyinyir itu punya rasa malu?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun