Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi Diharapkan Perhatikan Kearifan Lokal di Tanah Borneo

29 Agustus 2019   21:42 Diperbarui: 30 Agustus 2019   05:48 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MaKan buah Lay, durian khas Kalimantan Timur. Lezatt. Foto | Dokpri

Jadi, makin jelas, bahwa peradaban suku bangsa di daerah ini demikian tinggi pada ratusan tahun silam.

Untuk memberi pemahaman tentang etnis di Kalimantan Timur, Wikipedia mencatat ada Suku Banjar: Balikpapan, Samarinda. Suku Kutai: Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat.

Masih ada lagi kelompok masyarakat hukum adat Dayak yang jumlahnya sangat besar. Termasuk suku-suku dari luar Kalimantan seperti Suku Bugis, Suku Makassar,  Suku Mandar, Suku Jawa, Suku Madura dan Suku Tionghoa.

Penulis bersama gitaris Lam Him, di pelataran Museum Mulawarman. Foto | Dokpri
Penulis bersama gitaris Lam Him, di pelataran Museum Mulawarman. Foto | Dokpri
**

Presiden Joko Widodo telah menunjuk dua kabupaten di Kalimantan Timur sebagai calon ibu kota negara yang baru. Provinsi dengan luas 129 ribu km persegi tersebut berpenduduk 3,62 juta jiwa pada 2018.

Berdasarkan Hasil Survei Antar Sensus (SUPAS) 2015, sebanyak 2,56 juta jiwa atau 71% penduduk provinsi dengan ibu kota Samarinda tersebut merupakan penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Sementara 897 ribu atau 25% masuk kategori penduduk usia belum produktif (0-4 tahun), dan 158 ribu atau sekitar 4% adalah penduduk usia sudah tidak produktif (65 tahun ke atas).

Penulis tak tahu persis komposisi jumlah penduduk berdasarkan etnis. Tetapi, dari realitas budaya yang ada, etnis-etnis di Kalimantan Timur mudah menerima budaya dari luar. Akulturasi budaya pun sudah berjalan secara alamiah. Itu bisa terlihat dari Tari Jepen yang merupakan kesenian budaya rakyat Suku Kutai Kartanegara. Tarian ini dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam yang kemudian berkembang di berbagai daerah di sepanjang pesisir Sungai Mahakam maupun di daerah pantai di Kalimantan Timur.

Hal yang membuat unik, Tari Jepen hampir sama dengan Kesenian tari dari daerah lain di nusantara, seperti Tari Zapin di Sumatera, tari Dana, tari Bedana atau tari Zevin yang semuanya berasal dari masyarakat suku Melayu yang tinggal tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lain di Nusantara.

Museum Mulawarman, saksi bisu peradaban di Kalimantan Timur. Foto | Dokpri
Museum Mulawarman, saksi bisu peradaban di Kalimantan Timur. Foto | Dokpri
Tari Jepen biasanya diiringi oleh musik tradisi yang disebut Tingkilan, memiliki ciri khas ragam gerak yang tidak dimiliki oleh tari sejenis di daerah lain. Ragam gerak dalam tari Jepen dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografis daerah Kutai.

Jika kita mau menggali tentang budaya di provinsi Kalimantan Timur, tercatat  Tari Gantar Rayatn, Tarian Serumpai, Tari Kancet Ledo (Tari Gong), Tari Gantar Busai, Tari Kancet Punan Letto, Tari Hudoq, Tari Burung Enggang, Tari Kancet Papatai (Tari Perang), Tari Belian Bawo, Tari Leleng, Tari Ngelewai, Tari Pecuk Kina, Tari Persembahan Kutai, Tari Topeng Kemindu, Tari Datun Julud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun