Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Pribahasa yang nampaknya usang itu jangan dipandang enteng. Masih tetap aktual. Di negara maju seperti Singapura sekalipun, kala kita bertandang ke negeri singa itu, berlaku pribahasa itu.
Misalnya, jangan makan permen karet, ya kita ikuti. Peraturan negeri Singa itu menyebutkan, jangan merokok dan membuang sampah sembarang tempat, ya harus kita diindahkan. Kalau nggak, tentu bisa berurusan dengan pihak berwajib.
Demikian halnya bagi warga yang akan "hijrah" dari Jakarta ke ibu kota baru nanti, harus mengindahkan kearifan lokal.
Sekedar memberi pemahaman bahwa etnis Dayak adalah penduduk lokal Pulau Borneo, yang kini lebih dikenal Kalimantan. Suku Dayak sangat menghormati warga pendatang dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Dari berbagai suku Dayak di Kalimantan Tengah, Suku Dayak Ngaju memiliki kebudayaan yang cukup kuat punya pengaruh di daerah tersebut. Sampai kini masih menganut kebudayaan para leluhurnya.
Rumah adat Suku Dayak Ngaju dikenal sebagai Rumah Betang. Panjang bangunan bisa mencapai 63 depa, lebar 10 depa. Â Satu depa kira-kira 1,5 m. Tinggi sekitar 2,5 sampai 3 meter. Semua sanak keluarga dalam satu atap, sehingga mudah ketika menghadapi musuh. Di dalam Rumah Betang itu diatur ruang tamu, ruang serba guna, hingga ruang untuk bermusyawarah antaranggota keluarga.
Sejatinya Suku Dayak Ribun dan suku Dayak Pompagng menempati Kalimantan Barat, di kelililingi sungai sebagai sarana lalu lintas utama. Rumah umumnya dibangun di atas dan di pinggiran sungai.
Karena itu Dayak Ribun dan Pampagng di Kalimantan Barat disebut juga sebagai rumah perahu, karena bentuknya seperti perahu. Suku ini juga disebut sebagai suku perahu.
Tapi, secara umum, baik Suku Dayak yang bermukim di Kalimantan Barat dan Tengah, termasuk di Kalimantan Timur, memiliki pekerjaan utama. Yaitu, bertani dengan cara berpindah-pindah.
Realitasnya, ketika penulis bertandang ke provinsi Kalimantan Timur, ada beragam suku bangsa. Dalam perkembangan sejarah, tercatat ada satu etnis punya peranan penting di Kalimantan Timur, yaitu etnis Kutai. Suku ini merupakan suku melayu asli Kalimantan Timur, yang mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur.
Dalam perkembangannya berdiri dua kerajaan Kutai, kerajaan Kutai Martadipura yang berdiri lebih dulu dengan rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan kerajaan Kutai Kartanegara yang kemudian menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura. Selanjutnya berubah nama menjadi kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.