Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Mati Suri Lagu Betawi

28 Agustus 2019   11:30 Diperbarui: 28 Agustus 2019   16:44 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, jika kita menyaksikan lagu Ondel-ondel yang dibawakan segerombolan anak muda bersama boneka Ondel-ondel, rasanya kita semakin jengkel. Mengapa? Ya, seperti menurunkan marwah kesenian orang Betawi.

Pemainnya juga sering marah jika tak diberi uang saweran kala berkeliling di sejumlah jalan di Jakarta.

***
Sungguh tepat seni dan budaya Betawi disebut sebagai bentuk dari hasil akulturasi beberapa etnis di Tanah Air yang pernah bermukim di ibu kota RI, Jakarta. Ehmmm, kan ibu kota negara akan dipindahkan ini ke Kalimantan Timur.

Salah satu dari hasil produk akulturasi dan asimilasi adalah beberapa kesenian musik yang mengiringi lagu-lagu daerah Betawi.

Memang, warga Betawi itu heterogen. Alat musik dan lagu daerahnya juga dipengaruhi oleh kebudayaan Eropa, Arab, Tiongkok, Melayu, Sunda, dan kebudayaan lainnya. Musik Tanjidor diklaim sebagai kesenian khas Betawi, padahal di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, jenis musik ini sudah ratusan tahun dimainkan.

Tapi, kita tentu sepakat bahwa perpaduan dari berbagai kebudayaan tersebut menciptakan karya seni musik yang unik, menarik dan penuh warna-warni. Sebut saja musik gambus. Dulu, di TVRI dan RRI, orkes gambus sering tampil membawakan acara irama padang pasir.

Orkes gambus di Jakarta sering mengiringi tari Zapin. Jenis tarian ini juga banyak ditampilkan warga Malayu di Kuala Lumpur. Biasanya tarian ini dibawakan untuk tari pergaulan.

Lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya adalah keagamaan. Gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin. Alat musik ini berasal dari Timur Tengah.

Sedangkan Benyamin, dalam belantika musik, sering tampil diiringi grup musik Gambang Kromong Naga Mustika. Ciri musiknya sudah rada modern, karena ikut dimainkan orgen, gitar listrik, bass dengan didukung alat musik tradisional seperti gambang, gendang, kecrek, gong serta suling bambu.

Pada awal tahun 70-an, lagu-lagu Betawi yang dibawakan Benyamin seperti tengah naik daun. Selain "Kompor Mleduk" yang sudah populer, juga lagu dengan judul "Tukang Garem", dan "Nyai Dasimah".

Lagu-lagu Betawi semakin mendapat tempat ketika Benyamin berduet dengan pelawak Bing Slamet. Penulis masih ingat lagu Nonton Bioskop, dengan salah bait syairnya menyebut kantong gelondangan, malu sama pacar. Lalu, pulang jalan kaki. Disebutnya pada lagu itu, dasar sial, eh tau-tau injek gituan. Bau ah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun