"Pertanyaan saya kenapa itu (manajemen PLN) tidak bekerja dengan cepat dan dengan baik?," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan PLN tak belajar dari peristiwa serupa pada 2002. Pada 17 tahun lalu itu juga terjadi blackout di Jawa dan Bali.
"Mestinya itu bisa dipakai sebuah pelajaran kita bersama jangan sampai kejadian yang sudah pernah terjadi kembali terjadi lagi."
Jelas saja, seperti ditegaskan Kepala Negara, kejadian ini tidak hanya bisa merusak reputasi PLN namun konsumen sangat dirugikan.
"Pelayanan transportasi umum sangat berbahaya sekali. MRT misalnya. Oleh sebab itu, saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja. Kemudian kalau ada hal yang kurang, ya blak-blakan saja. Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang," ujar Jokowi.
Setelah mendengar permintaan maaf yang kedua kalinya dari Plt Dirut PLN, Jokowi memerintahkan manajemen mengevaluasi dan melakukan perbaikan secepatnya. Dia juga memerintahkan listrik padam massal tak terulang kembali.
"Saya ulang, jangan sampai keulang kembali! Itu saja permintaan saya. Oke, marilah terima kasih," ujar Jokowi.
**
Pertemuan Jokowi dengan Direksi PLN pasca padamnya listrik hingga kini masih menjadi buah bibir. Warga masih membicarakannya di berbagai tempat. Saat kesempatan bertemu di warung kopi, kala bertemu dengan teman se-kantor, atau mengucapkan kata pembukaan dalam pertemuan rapat, didahului kalimat: "Masih matikah aliran listrik di kediaman Anda?"
Lalu, dengan serentak dijawab dengan kalimat berbeda-beda: "Nggak".
Sementara di ruang pojok terdengar peserta pertemuan itu menjawab: "Masih byar pet".