**
Aktivitas menulis sekarang tidak melulu bergantung kepada media massa. Usai menulis, si penulis kemudian mendapatkan honor. Penulis blog atau vlog juga tak menggantungkan karyanya harus dimuat di media massa. Kini, media massa pun tak melulu menggantungkan sumber informasinya dari para jurnalisnya yang direkrut di berbagai kota.
Sumber informasi bagi media massa bisa datang dari para relawan yang melaporkan peristiwa penting. Laporan relawan tak lagi bergantung sistimatika jurnalistik yang apik, seperti banyak dipelajari di fakultas komunikasi. Terpenting, konten atau isi, daya muat, kandungan dari informasi bersangkutan aktual, penting dan sangat dinantikan publik.
Penulis hendaklah mengindahkan etika dalam menulis. Tak kalah penting, penggunaan kata, susunan kata yang membentuk kalimat harus pula memperhatikan pemakaian tanda baca yang tepat.
Pemilihan kata dan tanda baca dalam bertutur pada sebuah artikel haruslah benar. Kapan kata disambung dan dipisah, kapan kata ubah dan rubah digunakan, si penulis harus paham. Sebab, bahasa adalah alat komunikasi dan menuntut pembaca dari berbagai strata atau lapisan masyarakat mengerti.
Dalam praktek, hal semua itu menjadi tanggung jawab redaktur. Bila hal itu tidak diindahkan, bisa jadi hukum alam akan membawa media bersangkutan kalah bersaing.
**
Nasib penulis tidak ditentukan dari penghargaan yang didapat dari para pengelola media, tetapi sejauh menulis itu didikasikan untuk mendorong kemajuan peradaban manusia, maka dunia tulis menulis tidak pernah berakhir.
"Saya menulis ketika tidak punya uang. Di situ, ketika dalam keadaan tidak berdaya, tulisan mengalir bagai air terjun," ungkap Fanny Jonathan Poyk dalam wawancara terpisah dengan penulis.
Tetapi itu tidak selalu berlaku di setiap saat. Kadang saat momen yang tepat, tulisan juga muncul demikian cepat.