Tak ada penumpang menyetop bus di perjalanan. Di sini tak dikenal terminal bayangan, yang membuat sopir mencari tambahan.
Terminal bersih. Seperti juga di sebuah bandara, toilet rapi dan bersih. Tak ada pungutan biaya ketika keluar dari toilet seperti di Tanah Air.
Melihat kondisi terminal dan pelayanan angkutan bus yang masih jauh dari menggembirakan itu, sangat logis terjadi penurunan jumlah pemudik yang menggunakan angkutan massal tahun ini dibanding tahun 2018.
Data dari Kementerian Perhubungan menyebut, jumlah total penumpang selama mudik Lebaran 2019 tercatat sebanyak 11.531.775 orang. Sedangkan pada tahun 2018 jumlah penumpang mencapai 13.923.193.
Untuk menarik minat pemudik menggunakan bus, ya tak ada jalan lain selain PembenahanAngkutanMassal bersama fasilitas pendukungnya.
Terminal dibenahi, manajemen angkutan pun ditata, SDM di sejumlah perusahaan bus kemampuannya diperbaiki. Termasuk, ya mentalnya juga. Mental melayani penumpang harus dikedepankan. Kenyamanan dan keselamatan penumpang harus jadi jaminan.
Jika di sektor perkertaapian kita bisa menata lebih baik, mengapa untuk angkutan lebaran seperti bus tidak bisa? Ini tantangan dan pasti bisa dilakukan seperti yang dicontohkan negara jiran tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H