Tapi ada ulama berpendapat surat itu yang ke-19 yang diwahyukan kepada Nabi. Ya, surat ini dapat disebut diwahyukan di tahun-tahun pertama kenabian. Ini surah yang diturunkan di Mekkah, bukan Madinah. Al-Ikhlas dapat juga disebut sebagai surat Tawhid lantaran berisi ajaran untuk memurnikan kepercayaan menusia kepada Tuhan.
Jika kita cermati turunnya surat ini, hal itu erat kaitannya dengan masyarakat musyrik Mekkah. Kala itu masyarakat setempat bertanya kepada Nabi Muhammad tentang sifat Tuhan yang dipercayai Nabi.
Sedangkan pada saat itu masyarakat musyrik bangga dengan kepercayaan kepada Tuhan memiliki banyak anak. Dan, anak-anak Tuhan itu adalah para malaikat sebagaimana direkam dalam Alquran al-Shaffat [37]: 149 - 151, sebagai berikut:
Tanyakanlah kepada mereka, apakah untuk Tuhan dikau anak-anak perempuan dan untuk mereka laki-laki.
Atau, apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat sebagai perempuan, dan mereka menyaksikan?
Ketahuilah bahwa mereka itu sesungguhnya bohong dengan mengatakan "Allah mempunyai anak." Dan, sesungguhnya mereka itu benar-benar berdusta.
Jika kita berpegang pada ayat tersebut, jelas Surat Al-Ikhlas merupakan jawaban pertanyaan orang musyrik di Mekkah. Jadi, surat ini tidak diwahyukan di Madinah untuk menjawab pertanyaan orang-orang Kristen maupun Yahudi Madinah. Ini surat Makkiyyah setelah surat al-Nas.
Surat Al-Ikhlas tak dimaksudkan untuk menghantam kepercayaan Kristen dan Yahudi. Surat ini diwahyukan di Mekkah sebelum pengikut Nabi hijrah ke Etiopia.
Meski surat itu diwahyukan kepada Nabi, hubungan orang-orang Islam dan Kristen amat baik. Tak ada konflik. Bahkan, Nabi dan pengikutnya berdoa agar Romawi yang Kristen dimenangkan atas Persia yang Majusi.
Seandainya surat ini ditujukan untuk menghantam orang Kristen, lantas apa yang terjadi. Tentu Nabi tak akan memerinahkan pengikutnya untuk hijah ke Etiopia yang rajanya beragama Kristen.