Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kejahatan Perbankan Jadi Momok Selama Ramadan

8 Mei 2019   04:06 Diperbarui: 8 Mei 2019   04:35 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kejahatan di ATM bisa terjadi. foto | Tempo.

Warga perlu meningkatkan kewaspadaan selama Ramadan. Terutama ketika melakukan aktivitas di luar rumah dan di tempat berbelanja. Sebab,  tangan-tangan kotor telah menjadi momok hingga merusak kesucian Ramadan di tengah upaya warga Muslim meningkatkan kualitas keimanan dan kesalehan sosial.

Pencurian kendaraan motor masih sering terjadi. Tidak pandang bulu siapa pemiliknya.Tukang ojek online belum lama ini kehilangan motornya ketika ia meninggalkan kendaraannya sekitar 15 menit di kawasan Ceger, Jakarta Timur belum lama ini. Saat terawih dan jelang sahur pun para pencuri bergentayangan.

Harus pula diwaspadai. Yaitu,  perampokan dengan berpura-pura bertamu atau menawarkan jasa service AC dan peralatan rumah tangga. Modus ini biasanya mengincar rumah yang ditinggalkan majikannya dan hanya dijaga oleh pembantu rumah tangga. 

Nah, saat Ramadan ini yang mengerikan adalah perampokan menggunakan senjata api. Pelaku mengincar para nasabah bank. Pasalnya, jelang hari raya akan ada penarikan uang dalam jumlah besar. Ditenggarai kejahatan ini meningkat jelang bulan Puasa hingga Idul Fitri.

Pihak berwajib telah mengeluarkan imbauan agar warga tidak mudah percaya dengan orang yang belum dikenal, bahkan hanya sekedar untuk memberikan pertolongan.

Mumpung perhelatan mudik belum digelar, diimbau agar para pemudik melakukan persiapan secara matang dengan tetap waspada pada modus-modus kejahatan juga kian bervariatif.

Kejahatan akan tertuju pada setiap terminal bus dan stasiun. Modusnya dengan membius korban, melalui minuman atau makanan yang diberikan pelaku secara cuma-cuma akan meningkat jumlahnya jelang lebaran.

Bukan hanya bius, kawan copet dan jambret juga wajib diwaspadai para pemudik. Kawanan penjahat juga tertuju pada rumah yang ditinggal oleh pemiliknya mudik.  Pastikan rumah yang ditinggali sudah terkunci. 

Jajaran kepolisian tentu sudah mengantisipasi ragam kejahatan. Termasuk cara pengamanan dan pelayanan kepada warga yang akan menunaikan ritual mudik. Namun penting diwaspadai pula jenis kejahatan perbankan (fraud rate). Sebab, para pelakunya ini bekerja terorganisir dan punya jaringan.

Pihak otoritas Bank Indonesia (BI) pernah mengingatkan para nasabah kemungkinan terjadi salah operasi dari nasabah sendiri.

Regulator terus berupaya mengurangi risiko terjadinya tindak kejahatan perbankan. Salah satunya dengan meminta kepolisian menindak para pelaku kejahatan di sistem pembayaran.

Laman Tempo mewartawakan bahwa BI mencatat modus kejahatan perbankan yang biasa terjadi berupa skimming, phishing, dan malware. Skimming adalah tindak pencurian data nasabah dengan menggunakan alat perekam data. Biasanya kejahatan ini terjadi di mesin anjungan tunai mandiri dan EDC.

Sedangkan phishing ialah upaya pencurian informasi nasabah berupa user id, kata sandi (password), atau kartu kredit. Sementara malware merupakan perangkat lunak atau kode yang dipakai pelaku untuk melancarkan aksi kejahatan perbankan.

Soal ganti rugi terhadap nasabah yang menjadi korban kejahatan perbankan, hal itu tidak mesti ditanggung oleh bank. Pihak otoritas perbankan akan melihat kasus per kasusnya terlebih dahulu.

Tercatat pada 2012 hingga 2015 telah terjadi kerugian sebesar Rp33 miliar akibat kejahatan perbankan. Modus terbesar yang digunakan skimming. Total ada 497 pelaku yang sudah tertangkap. Bisa jadi, angka tersebut meningkat pada 2019 ini.

Karena itu diimbau kepada nasabah selalu waspada ketika akan menarik uang dari mesin ATM. Disarankan agar tidak mengambil uang di tempat yang sepi dan jarang dikunjungi. Bagi pengguna internet banking agar tidak menggunakan software yang tidak dikuasai.

Nasabah agar lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi online, serta tidak menginformasikan kerahasiaan data nasabah kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan dari pihak bank.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun