Masih adakah survei munafik?
Jawabnya, bisa iya dan tidak. Dijawab iya karena masih ada pihak menyebut melakukan survei untuk kebutuhan internalnya tanpa bisa membuktikan besaran angka yang diperoleh. Alasannya, untuk urusan internal. Tapi bisa pula dijawab tidak, lantaran pelaksanaan survei sangat mengindahkan metode akademik dan pengambilan sampel dapat dipertanggungjawabkan.
Disebut masih ada survei munafik lantaran berdasarkan fakta pernah terjadi. Itu disebabkan ketika dilakukan jejak pendapat, si petanggap (yang ditanyai) tidak memberikan jawaban yang jujur. Ketidakjujuran terjadi pada petanggap ketika diwawancarai. Parahnya, hal itu dilakukan elite politik partai bersangkutan yang melakukan survei.
Ujungnya, bermuara kepada kemunafikan. Jika kita ikut terminologi Islam, munafik itu sendiri artinya berpura-pura mengikuti ajaran agama Islam, namun sebenarnya hati mereka memungkirinya.
Penulis yakin jika survei dilakukan dengan mengindahkan metodologi yang baik, tentu tidak perlu menyembunyikan hasil survei yang dilakukan kubu 02, Prabowo - Sandiaga S Uno, apakah untuk kebutuhan internal atau menggiring opini publik menjadi sebuah dukungan.
Eloknya, hasil survei dibuka, transparan lantaran dipersiapkan dan dilakukan dengan kajian akademik. Baiknya lagi survei ditangani oleh lembaga independen sehingga memberi keyakinan kesan netral dan jujur.
"Hasil survei kami, justru saat ini sudah crossing, Prabowo-Sandi sudah di angka 54 persenan sedang Jokowi 40-an," ujar Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi, Senin (11/3/2019).
Mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah menyakini bahwa pasangan Prabowo-Sandiaga dapat meraih suara di atas 60 persen pada saat pencoblosan. Sayangnya, tidak disebutkan secara spesifik mengenai hasil survei internal tersebut, misalnya mengenai jumlah responden dan kapan survei internal itu dilakukan. Tidak disebut pula basis kemenangan pasangan Prabowo-Sandiaga.
Sementara itu  LSI Denny JA menyebut, Rabu (6/3/2019), hasil survei menunjukkan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin sebesar 58,7 persen. Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 30,9 persen, suara tidak sah 0,5 persen, dan belum menentukan pilihan 9,9 persen.
Survei Denny JA digelar pada 18-25 Februari 2019. Sebanyak 1.200 responden dilibatkan menggunakan metode surat suara. Metode pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini sebesar 2,9 persen.
Sedangkan Survei Cyrus Network mengungkap bahwa hasil survei bahwa dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf sebesar 55,2 persen sementara Prabowo-Sandiaga sebesar 36 persen.