Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memahami Perang Badar dan Lelucon Doa Neno Warisman

23 Februari 2019   23:03 Diperbarui: 24 Februari 2019   19:02 4210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana munajat 212. Foto | Tempo.co

Kita meyakini, siapa pun yang meninggal dunia wujudnya tetap ada. Mereka berada di satu alam yang disebut "Alam Barzakh. Menariknya, kunjungan Nabi Muhammad saw ke arena perang untuk melihat yang meninggal dikecam orientalis sebagai menunjukan bahwa Nabi Muhammad saw adalah orang yang haus darah dan itu bertentangan dengan ketentuan dalam peperangan.

Padahal, tidak demikian. Abbas al Aqqad dalam buku Abqariyyat Muhammad menjelaskan panjang lebar. Intinya bahwa yang berlaku adalah terhadap anggota pasukan yang tidak dikenal dan tidak memiliki kejahatan kemanusiaan. Sedangkan yang dikunjungi Nabi Muhammad saw untuk melihat dan memerintahkan untuk dikuburkan. Mereka adalah tokoh kejahatan kemanusiaan, bukan pasukan biasa.

Nabi Muhammad saw ketika melihat mereka tidak memperlihatkan kegembiraan sesuai dengan keprihatinan yang terjadi sebelum berkecamuknya peperangan. Demikian juga memperlakukan tawanan perang hingga pembagian harta rampasan.

**

Suasana munajat 212. Foto | Tempo.co
Suasana munajat 212. Foto | Tempo.co
Perang Badar, menurut M. Quraish Shihab, ditandai turunnya tangan Allah. Seperti antara lain, pasukan muslim tidak mengantuk berlebihan, adanya hujan yang menyulitkan lawan menyerang, adanya keyakinan bahwa peperangan akan berakhir dengan kemenangan. Sebab, bila tahu pasukan lawan lebih besar tak mustahil mental pasukan lemah.

Hal lain, turunnya malaikat membantu pasukan muslim dalam peperangan. Dan, masih banyak lagi yang menyebabkan perang berakhir dengan kemenangan pasukan muslim saat itu.

Jadi, dari uraian tersebut, sungguh tepat jika Perang Badar adalah pertempuran atas kehendak Allah untuk menunjukan eksistensi umat Islam di kalangan kaum Arab dan dunia. Turut sertanya tangan Allah menjadi bukti sekaligus penguat iman.

Nabi Muhammad saw pun sempat membacakan doa: "Ya Allah, jika pasukan Islam yang berjumlah sedikit ini musnah, niscaya tidak ada lagi orang yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini." (HR. Muslim).

Tentu tidak tepat doa, puisi dan apapun namanya yang disampaikan Neno Warisman dalam acara malam Munajat 212, Kamis lalu, yang sebagian isinya meminta kemenangan dalam Pilpres 2019.

...Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan. Kami khawatir ya Allah. Kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembah-Mu..."

Dalam Islam, ada doa mustajab. Maksudnya, doa yang dijawab dan dikabul Allah, baik diwujudkan di dunia maupun di akhirat. Dan, dalam banyak hadits, dijelaskan adanya waktu dan tempat yang disukai Allah untuk berdoa kepada-Nya, sehingga doanya itu -- insya Allah lebih berpeluang untuk dikabul Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun