Rocker juga manusia punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan pisau belati
Sejatinya, wajar jika setiap manusia ingin tampil sempurna. Apa lagi politisi sekelas Prabowo Subianto yang masih punya niat kuat untuk menjadi orang nomor satu di negeri tercinta ini. Karenanya, ketika ia mencari simpati dan dukungan, tanpa sadar telah melakukan kesalahan.
Penulis tak tahu apakah Prabowo sendiri merasa bersalah atau tidak. Itu tidak terlalu penting. Lagi pula bukan urusan penulis. Tapi, yang jelas, bahwa setiap manusia itu pasti (pernah) melakukan kesalahan di mata Tuhan. Sekalipun kesalahan atau perbuatan berdosa itu dilakukan secara tersembunyi. Kalaupun kemudian hari terungkap dan dibantah, itu berarti ia telah mendustakan dirinya sendiri.
Berbohong pada diri sendiri akan terbawa sampai mati jauh lebih berbahaya.
Karena itu, sungguh tepat jika disebut manusia adalah tempatnya dosa dan kesalahan. Tetapi jangan khawatir, karena setinggi dan sebesar apa pun dosa yang pernah dilakukan, jika pelakunya mau bertaubat dan mohon ampunan Allah, maka ampunan Allah akan memberi ampunan kepadanya.
Namun harus ingat, Â jangan remehkan dosa walaupun itu kecil-kecilan. Sebab, kesalahan atau perbuatan dosa yang kecil jika dilakukan berulang kali akan menjadi dosa besar.
Dalam prespektif Islam, ada beberapa hal dalam kehidupan politik patut diindahkan. Misalnya, aspek musyawarah harus dikedepankan. Bukan ditempatkan di belakang, bermain mata, dan mementingkan segolongan daripada kelompok yang sudah dibangun dan dibentuk.
Aspek adil juga tidak kalah penting. Adil dimaksudkan harus berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuan ganda. Dan inilah yang menjadikan seorang yang adil, tidak berpihak kepada yang salah. Hindari menelikung, tipu muslihat seperti yang dipertontonkan selama ini.
Boleh lihat, tontonan elite politik main gertak, mengancam out dari koalisi adalah sebuah bentuk pembangunan komitmen di atas kayu rapuh.
Nah, adalah lagi tak kalah pentingnya etika politik dalam Islam adalah prihal persamaan kemanusiaan. Alasannya, esensinya manusia adalah sama, bersaudara karena mereka berasal dari sumber yang sama pula.