Menyaksikan dinamika warga di Pulau Kundur, yang dihuni berbagai etnis, sangat mengesankan. Rumah ibadah milik umat: Islam, Kristen, Khonghucu dan lainnya terawan dengan baik. Data rumah ibadah tercatat: Â 79 Masjid, 77 Surau, 12 Mushola, 10 Gereja, Â 4 Vihara dan 10 Cetiya (vihara kecil).
Keramaian di Pelabuhan Tanjung Batu tak henti sepanjang malam. Terlebih ketika ada perhelatan sepakbola Piala Dunia, contohnya, warga bisa menyaksikan melalui layar tancam sambil ngopi.
Tapi, penulis yakin, hal itu merupakan tantangan dan dapat diatasi bilamana para pemangku wisata, termasuk Pemerintah Daerah setempat, ambil bagian memajukannya.
Kala penulis berkeliling pulau ini, dijumpai di beberapa titik pantai terlihat pemandangan yang indah. Â Air jernih dan pasir putih mengundang penulis untuk berlama-lama berada di lokasi itu.
Jangan merasa khawatir untuk mencapai pulau tersebut menghadapi kendala. Sebab, kini terbuka lebar akses menuju  Kecamatan Kundur, Kundur, Barat maupun Kundur Utara melalui pelabuhan dosmetik yang kini tengah dibenahi.
Destinasi wisata di Pulau Kundur sungguh menarik. Terutama pantainya banyak belum diketahui publik. Meski tempat penginapan berupa hotel mewah belum hadir, jangan pandang sebelah mata keindahan alamnya. Di sini hutannya masih terpelihara, pohon durian terawat baik. Memang, sektor pertanian tengah dikembangkan.
Karena itu, sangat penting para pemangku kepentingan di kawasan ini menyatukan sikap dan langkah untuk membangun dan mengembangkan sektor pariwisata sebagai ujung tombak membangun perekonomian warga setempat.
Jangan biarkan potensi Pulau Kundur 'tidur'. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H