Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peluru (Memang) Tidak Berotak

17 Oktober 2018   02:21 Diperbarui: 17 Oktober 2018   05:06 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan bongkar pasang senjata. Foto | Tribrata

Latihan bongkar pasang senjata. Foto | Tribrata
Latihan bongkar pasang senjata. Foto | Tribrata
Penulis pernah menyaksikan jejak peluru di salah satu Markas Brimob, Pontianak, beberapa tahun silam. Kejadiannya berawal "duel" Brimob dengan Pasukan Kaveleri TNI AD. Markas TNI AD dan Brimob berdekatan. Tak perlu diceritan panjang lebar karena kasusnya gara-gara urusan sepele saat olahraga pagi saling ejek di jalan raya.

Nah, peluru yang menembus dinding tembok rumah terlihat mantul bolak-balik ke berbagai arah tak beraturan. Itu peluru yang melesat dari moncong senjata laras panjang di atas sebuah tank. Ngeri menyaksikan korbannya.

Untuk urusan ini, Pangdam Tanjung Pura Sang Nyoman Suwisma dan petinggi Polri dari Jakarta turun ke lapangan untuk mendamaikan.

Syukurlah, kini mereka baik-baik saja.

Yang penting diketahui dari peristiwa itu, daya rusak peluru tak berotak sangat luar biasa. Ya, sampai merenggut nyawa manusia tak berdosa.

**

Mengapa peluru itu disebut tidak berotak. Alasan paling kuat, karena memang ia bukan mahluk. Tapi otaknya ada pada siapa senjata berisi peluru itu dipegang.

Dulu, di Jakarta, anak-anak dari asrama polisi dan tentara sering membawa senjata untuk gagah-gagahan. Penulis juga pernah ikut-ikutan semasa sekolah. Ada perasaan bangga, sehingga punya citacita jadi tentara. Harapan jadi tentara tak tercapai meski sudah bawa surat rekomendasi, tapi karena sudah berkaca mata, ya ditolak.

Ketika ikut latihan militer di Pusat Laihan Prajurit Kostrad Sanggabuana Karawang, Jawa Barat, penulis dilatih secara pisik demikian berat. Yang menggembiran pada latihan itu adalah tumbuhnya rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. Pendek kata, jiwa nasionalisme mekar.

Artis Syahrini juga ikut latihan menembak. Foto | Youtube
Artis Syahrini juga ikut latihan menembak. Foto | Youtube
Usai latihan fisik yang amat melelahkan di kawasa perbukitan dan hutan, para peserta dilatih menembak. Wuih, senangnya. Sayangnya, tidak juara.

Penting diingat, selama latihan menembak, seluruh peserta diawasi, dibimbing dan diberi penjelasan secara detail. Peluru itu tajam dan kenali senjata yang di tangan. Senjata di tangan harus diperlakukan seperti isteri. Hilang, diri anda melayang. Paling tidak terkena hukuman dari komandan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun