**
Sebelum rombongan besan dipersilahkan masuk mengantar calon pengantin pria, Dasikin mengambil alih peran juru bicara yang telah ditunjuk. Lalu, ia berbicara di hadapan orang banyak sebagai kata sambutan terhadap rombongan calon besannya itu.
Dasikin lalu menyampaikan kata-kata yang cukup lama tersimpan di dadanya. Utamanya, mengapa ia meminta calon besannya membawa antaran semua di kemas dalam kardus.
"Ini penting disampaikan, jangan sampai di kemudian hari timbul salah tafsir," Dasikin berbicara sambil memegang microphone.
"Kardus adalah lambang kehati-hatian diri kita ketika menerima barang bawaan antaran pengantin. Dengan cara dibungkus kardus, diri saya terhindar dari gratifikasi. Tidak menyalahi aturan negara sebagai pegawai kantoran," ucap Dasikin.
"Oooo," sambut para tamu yang hadir seperti suara kur di gedung parlemen.
Bagai seperti orang berpidato, Dasikin melanjutkan celotehnya.
"KPK itu, lembaga anti-rasuah, nggak bakal datang ke rumah ini. Soalnya, semua barang terbungkus kardus," katanya.
Mendengar sebutan KPK, para tamu makin serius mendengarkan ucapan Dasikin. Yang sedang ngobrol di barisan belakang menghentikan obrolannya. Yang di depan ternga-nga mulutnya. Untung tidak ada lalat yang masuk ke mulut. Semua menyimak.
Sebab, satu-satunya orang yang dapat terhindar dari perkara sogok, gratifikasi dan suap adalah memasukan barang antaran di dalam kardus. Dan kardus-kardus yang dibawa itu bersama iringan calon pengantin telah menyelamatkan dirinya dari perkara suap.
"Apa pun isi kardus itu, Â bau busukkah. Apakah isinya durian, ayam busuk, atau uang yang tidak diketahui berapa jumlahnya, akan tidak diperkarakan. Asalkan dimasukan dalam kardus. Aman," Dasikin melanjutkan celotehnya.