Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Calon Besan Minta Antaran Kardus

27 Agustus 2018   11:36 Diperbarui: 27 Agustus 2018   22:36 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita pasang waktu resepsi dari pagi sampe sore, pasti teman-teman tak punya alasan," pikir Dasikin seorang diri.

Nah, saat Dasikin tengah sibuk bersama isterinya, nongol penghulu dan langsung masuk ke halaman rumahnya mengenakan motor. Dasikin kaget, dikira tetangga yang sedang wara-wiri membantu pekerjaan memasang tenda. Kedatangan penghulu ini menyadarkan dirinya bahwa rombongan calon besan sudah dekat.

"Terima kasih Pak Penghulu sudah datang," Dasikin mengawali pembicaraan sebelum penghulu menyampaikan ucapan salam.

Pak Penghulu bernama Abdullah ini adalah teman sepermainan Dasikin semasa kecil. Ia punya karir bagus dan diangkat sebagai kepala KUA dengan dukungan pendidikan yang memadai mulai dari madrasah, pondok pesantren hingga perguruan tinggi agama Islam. Sedangkan Dasikin memilih jurusan ilmu hukum yang oleh warga setempat disebut ilmu bersilat lidah.

"Waalaikum salam. Hehehe ana sampe lupa ngucap salam," Dasikin memperbaiki kebiasaan asal ngejeblak ketika berbicara dengan orang banyak.

Bersamaan kedatangan Pak Penghulu Abdullah, musik khas Betawi berkumandang. Rombongan main pukul datang untuk menyambut rombongan sang besan. Dan, benar saja di luar sudah banyak orang. Dua juru bicara dari kedua calon mempelai tengah saling lempar pantun.

Lalu, disusul acara buka palang pintu. Sementara para pemain pukulan terlihat sudah bernafsu maju ke tengah gelanggang yang sudah disiapkan. Wuih, keren.

Dasikin dan isteri menyaksikan dari kejauhan rombongan calon besan bersama calon mempelai yang sudah didandani mengenakan pakaian khas Betawi. 

Di barisan belakang calon mempelai pria itu bererot kardus-kardus antaran sesuai pesan yang disampaikan kepada oran tua Jamil, Zuhri. Odong-odong juga terlihat, meski cuma dua kendaraan.

"Kok, odong-odong cuma dua. Tapi yang ngantar banyak?" Tanya Dasikin kepada Mariah, isterinya yang berdiri di sampingnya.

"Udeh, jangan dibahas. Kite terima tuh rombongan besan," pinta Mariah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun