Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pengalaman Berkunjung ke Perkampungan An Nadzir

29 Juni 2018   21:19 Diperbarui: 30 Juni 2018   08:40 3400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bbc.com/indonesia/GETTY

An-Nadzir tidak ingin merepotkan pihak lain, terutama dalam hal pendanaan kegiatan ekonomi. Namun, jika ada bantuan yang dikucurkan, maka pihaknya menerima dengan ikhlas.

Oleh karena itu, ketika beberapa pejabat dari Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Depag pada akhir Juli 2008 memberi bantuan modal usaha, maka pihaknya menerimanya secara suka cita.

Menyangkut perihal penghitungan kalender hijriyah, jemaah tersebut mempunyai metode yang diyakininya benar. Fenomena alam memang menjadi pertanda, tapi bukan satu-satunya.

Untuk menetapkan tanggal 1, An-Nadzir menghitung peredaran bulan pada bulan sebelumnya. Pergantian bulan tidak selalu terjadi pada sore menjelang malam, tapi bisa juga pada tengah hari.

Fenomena alam, berupa naiknya air laut ke permukaan, adalah pertanda terjadinya gaya tarik bulan dan matahari menjelang tanggal 1. Posisi matahari-bumi-bulan saat itu berada pada garis lurus.  

An-Nadzir tidak pernah memaksakan pemahamannya kepada orang lain. Mereka hanya menarik jamaah dari keluarga terdekat.  Berdakwah ke luar perlu pengondisian secara matang, lantaran ketika berdakwah, maka Rasulullah pun menempuh cara itu.

Cara mereka mengelola potensi ekonomi untuk menghindari pembebanan kepada pihak lain diyakini akan menarik simpati orang lain.

Jika merujuk kepada parameter "rukun tidak sesat" berupa 10 kriteria bagi sebuah aliran dinilai sesat yang ditetapkan Kementerian Agama, maka An-Nazir belum menyentuhnya.

Dengan kata lain, An Nadzir bebas dari sebutan sesat dan menyesatkan.

Catatan:

Sebagian materi tulisan ini telah dimuat di antaranews

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun