Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Konsentrasi Sopir Stabil saat Merokok dan Mendengarkan Musik

3 Maret 2018   06:09 Diperbarui: 3 Maret 2018   10:49 2752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan cara seperti itu, ke depan tidak ada lagi polemik.

Di negeri ini belum ada penelitian mendengarkan musik di dalam mobil yang tengah dikendarai dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Yaitu kecelakaan disebabkan sopir hilang konsentrasi karena mendengarkan musik saat mobil meluncur. Namun harus diakui mengeraskan suara musik berlebihan ketika mengendarai mobil bisa menyebabkan sang sopir kehilangan kosentrasi.

Penulis juga sering menyaksikan sopir mengeraskan suara musik hingga mengganggu pengemudi lainnya. Boleh jadi sang sopir kala itu tengah mabuk sambil mengeraskan suara musik di kendaraannya.

Tapi, tentang mendengarkan musik, harus disikapi dengan bijaksana. Mengapa? Sebab, di beberapa daerah seperti di kota Kupang (Nusa Tenggara Timur) dan beberapa daerah lainnya, sopir angkot di daerah itu selalu memperdengarkan musik untuk menarik hati para penumpangnya.

Penumpang di daerah itu sangat selektif. Jika dari kejauhan mobil terlihat jelek, animo warga untuk menumpang angkut jadi berkurang. Apa lagi tidak disertai dengan musik. Sering, sopir makin kecewa lantaran tak sanggup bayar setoran kepada majikannya karena penumpang makin langka.

Lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya. Dengan sebutan lain, satu aturan (kebiasaan) di suatu daerah bisa berbeda dengan aturan di daerah lain. Begitu juga setiap negeri atau bangsa berlainan adat kebiasaannya.

Jadi, menyaksikan kenyataan itu, soal aturan lalu lintas tidak bisa dipaksakan seragam di semua lokasi. Jika saja sopir angkot di Jakarta memiliki kesamaan perilaku dengan sopir angkot di kota Kupang, tentu polisi dan dinas perhubungan makin repot menghadapinya.

Lalu, bagaimana dengan perilaku perokok di dalam mobil?

Aturan dilarang merokok di dalam angkot, sulit dilenyapkan. Pasalnya, para sopir angkot, termasuk sopir bus, adalah contoh pertama bagi para pempangnya dibenarkan merokok. Penulis sangat sulit mencari sopir angkot terbebas dari rokok.

Bagi pengemudi kendaraan pribadi, kebiasaan merokok di dalam mobil masih sering dijumpai. Namun tidak sebanyak di kalangan sopir angkot.

Jelas saja, merokok di dalam mobil bukan hanya mengganggu kesehatan sopir itu sendiri juga bagi para penumpangnya. Termasuk di kendaraan milik pribadi. Itu dari sisi kesehatan bagi kepentingan dan keselamatan sopir itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun