Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gagak Hitam di Tanah Haram

24 Februari 2018   14:43 Diperbarui: 24 Februari 2018   14:50 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Gagak Hitam. Foto | Bangkapos.com

"Wah, tinggi amat sih alasan hanya untuk tahu menyebut-nyebut demi kepentingan dan bla bla bla segala," kata seorang petugas.

Gini cerita awalnya. Si Polan itu wafat karena kepalanya dipatuk si gagak hitam. Saat itu mereka tengah mendaki gunung bebatuan, ke Jabal Nur. Saat istirahat, tiba-tiba gagak menyambar dan mematuk kepalanya.

"Gitu aja, lalu ia meninggal," kata petugas tadi.

Hanya saja, ia melanjutkan, jika kabar ini disampaikan ke Tanah Air, tentu bakal heboh. Dugaan Polan meninggal pun lalu dibumbui pendapat tidak sehat.

"Lantas, apakah anda tega kala berita itu tersiar dan sampai ke telinga anggota keluarganya?"

"Oh, tidak," jawabku perlahan sambil menggelengkan kepala.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun