Lihat becakku lari
Bagaikan tak berhenti
Becak, becak, jalan hati-hati
***
Anies dan Sandiaga terkesan ingin menarik simpati warga lapisan akar rumput. Kebijakan mengizinkan para abang becak beroperasi di Jakarta adalah salah satu upaya untuk menaikan citranya sebagai gubernur dekat dengan masyarakat lapisan bawah.
Kenyataan itu makin jelas jika melihat kebijakannya yang mengizinkan pedagang kaki lima boleh berjualan di badan jalan. Pemprov DKI pun memberikan tenda untuk lapak mereka secara cuma-cuma.
Kebijakan itu tepat100HariKerjaAnies. Anies memutuskan melakukan penataan dengan menutup dua ruas jalan di depan Stasiun Tanah Abang, Jalan Jatibaru Raya, mulai pukul 08.00 sampai 18.00. Berapa pekan kemudian, kebijakan ini menuai protes dari para sopir angkot karena penghasilannya menurun.
Sementara protes dari para pedagang lain yang menempati Pasar Tanah Abang tidak diindahkan. Kekhawatian animo pengunjung ke pusat perbelanjaan berkurang dan ikut mengurangi pendapatan kini sudah dirasakan pedagang.
Lantas, bagaimana kelanjutan kebijakan becak boleh beroperasi di Ibukota. Yakub, Jaka dan Yudi nampaknya sepakat bahwa kebijakan Anies -- Sandi bakal 'mentah' di tengah jalan. Dari obrolan di warung kopi Hawaii itu, mereka sampai pada kesimpulan bahwa kebijakan becak hanya sebagai 'hentakan' bahwa Anies -- Sandi memperhatikan nasib wong cilik.
Urbanisasi bakal makin kuat ketika becak dibolehkan beroperasi. Itu bisa dilihat dari kisah Bang Ijo yang mendatangkan abang beca dari kawasan Pantura. Ini tidak boleh terulang lagi.
Lalu, mengapa Aneis melakukan itu?