Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ngobrol Nasib Abang Becak

30 Januari 2018   12:06 Diperbarui: 31 Januari 2018   07:55 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Yakub, Jaka dan Yudi makin asik saja mendiskusikan becak di sebuah warung kopi Hawaii, Tanjungpinang, Kepri. Salah seorang pelayan warung kopi itu terlihat cemberut, lantaran dua sahabat dari Jakarta dan rekannya yang berasal dari kota setempat makin serius membicarakan tentang becak yang dibolehkan beroperasi di Jakarta.

"Ini tidak ada kepentingan dengan kota di sini," kata seorang pelayan di dapur.

"Ngobrol becak Jakarta kok di sini," gerutu seorang pelayan kepada rekannya, yang kemudian disambut tawa.

"Penting bagi kita, mereka singgah dan menyantap makanan tersaji. Semakin lama ngobrol, ngopinya ikut nambah," jawab pelayan lainnya.

Soal para penggowes becak yang dibenarkan kembali beroperasi di Ibukota, memang belakangan ini banyak dibicarakan publik. Bukan hanya warga Jakarta, warga di luar Pulau Jawa juga bertanya-tanya seperti Yudi, warga Tanjungpinang, yang ingin banyak tahu kebijakan dari Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno. Gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta itu mengeluarkan kebijakan tidak sejalan, bahkan mementahkan kebijakan gubernur-gubernur pendahulunya.

Ada pernyataan menarik dari Yudi, warga kota setempat, pada obrolan mereka. Katanya, bisa jadi jika Anies Baswedan melihat bentuk becak antik abad 16, maka becak yang ditarik manusia itu diizinkan beroperasi di Ibukota.

"Kemungkinan Pak Anies melihat dari sisi kesamaan hak, bahwa siapa pun di Jakarta boleh mencari nafkah," ungkap Yudi yang disambut geleng-geleng kepala dua sahabatnya.

Hak memang melekat pada diri setiap manusia. Namun tidak boleh mengorbankan hak orang banyak, mengorbankan dari berbagai sisi: lalu lintas, keindahan kota, dan mengorbankan rasa kemanusiaan itu sendiri.

Tukang becak itu adalah salah satu bentuk ekploitasi tenaga manusia, sehingga martabatnya berada di lapisan terendah.

Ah, daripada tegang mendiskusikan abang becak, patutnya kita baca syair lagu Abang Becak karya Bimbo

Abang becak abang becak di tengah jalan
Cari muatan untuk mencari makan
Putar-putar putar-putar kaki mengayun
Pergi jauh keringat pun lalu jatuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun