Tetapi, apakah kondisi itu terus bertahan. Seberapa lama gerakan makan kue bakpao bertahan. Ilham makin khawatir, sebentar lagi bakpao tidak laris seiring kasus yang membelit Ketua Umum Golkar itu masuk pengadilan. Padahal, kue bakpao hasil olahannya tak kalah dengan pedagang lain.
"Dulu kan ramai. Orang dimana-mana bicara hak angket KPK. Sekarang, sampai dimana?" Ia berceloteh sendiri.
Dalam perjalanan pulang, Ilham berandai-andai. Ketika kue bakpao lagi laris, punya kaitan dengan sentimen pasar. Seperti berita-berita ekonomi di layar kaca. Hari ini saham perusahaan anu naik, besok anjlok karena sentimen pasar.
Bagi pedagang kecil seperti Ilham, itu juga bisa terjadi dalam perdagangan kue bakpao. Maklum makanan yang berasal dari Tionghoa itu pada awalnya berisi daging babi. Namun sekarang sudah tidak lagi karena varian isinya beragam: berisi kacang hijau, isi ayam, isi coklat dan jenis lainnya.
Mengingat latar-belakangnya itulah, maka kue bakpao ke depan bisa menjadi isu sensitif. Dikhawatirkan ada orang nakal ikut "menggoreng" dan menjadi isu miring.
"Ulama harus hadir. Jangan berdiam diri!" Ilham berteriak seorang diri di tengah jalan bagai orang gila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H