Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bang Ilham: Waspadai Isu Sensitif dari Bakpao

20 November 2017   11:38 Diperbarui: 20 November 2017   11:57 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Dan bakpao satu ini gak mau ketinggalan. Isian telur asinnya tebel banget dan super lezat. Tekstur telur asinnya pun pas di mulut. Perpaduan rasa asin dan rasa asli roti bakpao membuatnya cocok untuk camilan. Foto | Aprilia

Tetapi, apakah kondisi itu terus bertahan. Seberapa lama gerakan makan kue bakpao bertahan. Ilham makin khawatir, sebentar lagi bakpao tidak laris seiring kasus yang membelit Ketua Umum Golkar itu masuk pengadilan. Padahal, kue bakpao hasil olahannya tak kalah dengan pedagang lain.

"Dulu kan ramai. Orang dimana-mana bicara hak angket KPK. Sekarang, sampai dimana?" Ia berceloteh sendiri.

Dalam perjalanan pulang, Ilham berandai-andai. Ketika kue bakpao lagi laris, punya kaitan dengan sentimen pasar. Seperti berita-berita ekonomi di layar kaca. Hari ini saham perusahaan anu naik, besok anjlok karena sentimen pasar.

Bagi pedagang kecil seperti Ilham, itu juga bisa terjadi dalam perdagangan kue bakpao. Maklum makanan yang berasal dari Tionghoa itu pada awalnya berisi daging babi. Namun sekarang sudah tidak lagi karena varian isinya beragam: berisi kacang hijau, isi ayam, isi coklat dan jenis lainnya.

Mengingat latar-belakangnya itulah, maka kue bakpao ke depan bisa menjadi isu sensitif. Dikhawatirkan ada orang nakal ikut "menggoreng" dan menjadi isu miring.

"Ulama harus hadir. Jangan berdiam diri!" Ilham berteriak seorang diri di tengah jalan bagai orang gila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun