Fatimah: “Kok, kelapa kambing dibawa ke rumah. Buat ape bang?”
Haji Peong: “Buat gule, kan enak, mak!”
Fatimah: “Kambing dari mane, bang?”
Haji Peong: “Kurban.”
Fatimah: “Abang kurban. Kok nggak bilang?”
Haji Peong: “Aye cuma motong aje.”
Mendengar jawaban suaminya cuma memotong ternak hewan dan pulang membawa kepala kambing, Fatimah marah. Menurutnya, seharusnya Haji Peong berkurban. Bukan cuma motong hewan kurban.
Haji Peong terdiam seribu bahasa ketika isterinya nyerocos ngomel. Di akhir celoteh itu, Fatimah minta agar Haji Peong mengembalikan kepala kambing hewan kurban ke panitia kurban.
Fatimah: “Itu, kepala kambing kembalikan. Biar orang yang berhak menerima. Bukan kite ini. Besok, mumpung masih ada waktu, ane mau kurban.”
Haji Peong: “Iye, mak!”